Site icon mediatokotani.com

Berkat Optimasi Lahan Rawa, Lahan Pertanian di Tulang Bawang Minim Banjir

KOMPAS.com – Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy mengatakan, Kabupaten Tulang Bawang di Lampung telah merasakan dampak positif dari optimasi lahan rawa.

“Petani di Kabupaten Tulang Bawang tidak lagi merasakan banjir. Jika ada daerah yang terkena banjir pun, tidak membutuhkan waktu lama untuk kembali surut,” kata Sarwo, seperti dalam keterangan tertulisnya.

Hasilnya, produksi meningkat, dan jaringan irigasi, tanggul, serta pintu air berfungsi lebih baik.

Setelah optimasi lahan rawa, provitas di Kabupaten Tulang Bawang juga meningkat menjadi 4,6 ton per hektar ( ha) Gabah Kering Panen (GKP), dari awalnya 2,8 ton per ha GKP.

Sarwo mengatakan, optimasi lahan rawa dapat dilakukan melalui penataan sistem tata air dan lahan.

Caranya dengan membuat atau merehabilitasi saluran, pintu-pintu air, tanggul, serta menyiapkan dan mengelola lahan.

Baca juga: Optimasi Lahan Jadi Strategi Kementan Tingkatkan Produksi Pangan, Apa Itu?

Kelompok Tani (Poktan) Jaya Santosa di Kabupaten Tulang Bawang sendiri mengoptimasi lahan dengan memperbaiki saluran kwarter sepanjang 1.550 meter, memperbaiki tanggul sepanjang 1.200 meter, serta membangun 32 unit gorong-gorong, dan 1 jembatan pada lahan seluas 120 ha.

Sebagai informasi, bukan Kabupaten Tulang Bawang saja yang melakukan optimasi lahan. Petani Lampung di daerah lain, seperti Mesuji, Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan juga melakukan optimasi lahan rawa.

Gapoktan Rawa Indah di Desa Bidarow Indah Kecamatan Menggala Timur misalnya, telah melaksanakan perbaikan saluran tersier sepanjang 4.900 meter, serta membangun tanggul 2.170 meter dan 4 unit gorong-gorong untuk lahan seluas 180 ha.

Hal tersebut sesuai dengan anjuran Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang meminta petani menjaga ketersediaan pangan dengan menggenjot produktivitas.

Baca juga: Mentan Optimis Mampu Jaga Ketersediaan Pangan di Tengah Pandemi

Exit mobile version