KOMPAS.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy mengatakan, ada sejumlah alasan pihaknya melakukan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Kabupaten Bandung.
“Kondisi saluran irigasi ini awalnya terjadi kebocoran secara alami. Hal tersebut disebabkan karena adanya lubang-lubang kepiting dan lubang tikus,” ujar Sarwo seperti dalam keterangan tertulisnya yang Kompas.com terima.
Hal tersebut dikatakan Sarwo saat melakukan kegiatan RJIT di Desa Pangguh, Kecamatan Ibun, Bandung, Selasa (27/10/2020).
Sarwo mengungkapkan, kondisi kebocoran yang diperbaiki pihaknya bisa teratasi dengan menambahkan beton pada lantai saluran irigasi.
“Hasilnya, saluran irigasi di Desa Pangguh menjadi lebih optimal,” kata Sarwo,
Baca juga: Sarwo Edhy: Implementasi Kartu Tani akan Diwajibkan pada 2021
Itu terjadi, lanjut Sarwo, karena luas oncoran yang sebelumnya hanya 35 hektar (ha), dengan RJIT bertambah menjadi 50 ha.
Dampaknya indeks pertanaman ( IP) di sana pun mengalami peningkatan jadi IP 250.
“Sebelumnya di tempat ini hanya memiliki IP 200, atau hanya bisa dua kali tanam dalam setahun.
Tak hanya itu, produktivitas tanaman atau provitas juga ikut meningkat, dari semula 5,3 ton per ha menjadi 6.0 ton per ha.
Kegiatan RJIT di Bandung berjalan maksimal
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan, kegiatan RJIT yang dilakukan Kementan di Kabupaten Bandung benar-benar berjalan maksimal.