KOMPAS.com – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Kukuh Saptoyudo mengatakan, petani di Distrik Prafi dan Distrik Masni mulai mencanangkan Tanam Padi Sawah Musim Tanam II.
“Luas tanam Distrik Prafi 822,5 hektar (ha). Sedangkan Distrik Masni sebenarnya sudah dua tahun tidak menanam. Namun awal Juni sudah membuka irigasi sehingga dapat menanam seluas 526 ha,” kata Kukuh, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Namun ada yang berbeda pada musim tanam kali ini. Untuk meningkatkan produktivitas tanam, petani-petani tersebut menggunakan mesin transplanter.
Baca juga: Cegah Krisis Pangan, Mentan Imbau Petani Lakukan Percepatan Tanam dengan Alsintan
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) adalah ciri petani modern.
“Kita harus menyambut pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Petani harus membuka diri untuk kemajuan sektor pertanian,” kata Sarwo.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, petani harus optimis menyambut musim tanam kedua tahun ini.
“Meski kita sedang menghadapi Covid-19 dan dibayangi ancaman kemarau panjang, petani harus tetap optimis,” kata Syahrul, Jumat (19/6/2020).
Baca juga: Maksimalkan Produktivitas Pertanian, Kementan Optimalkan Lahan yang Sudah Ada
Adapun untuk mengantisipasi hal tersebut, Mentan mengatakan bisa dilakukan dengan melakukan percepatan tanam dan memanfaatkan alsintan.
Tak hanya penggunaan trasplanter, untuk mendongkrakproduktivitas pertanian Distrik Prafi Pemerintah Papua Barat memberiktan bantuan benih untuk 147 ha.
“Varietas padi didasarkan pada pertimbangan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Papua Barat, mengenai kecocokan dan ketahanannya,” kata Kukuh yang sempat turun ke lahan pertanian mencoba menanam padi menggunakan transplanter.
Bantuan tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Papua Barat.