KOMPAS.com – Ditjen Pendidikan Islam Kemenag menjalin kesepakatan dengan Badan Ketahanan Pangan Kementan dan Insan Tani dan Nelayan Indonesia ( Intani) dalam mengembangkan pertanian di pesantren.
Sinergi ini ditandai dengan rilis program korporasi petani.
Program ini langsung di bawah kendali Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin dengan mengangkat tema “Akselarasi Ketahanan Pangan Berbasis Pesantren”.
Pelaksanaan program ini langsung diresmikan dengan menanam padi seluas 1000 hektar di Pesantren Pemberdayaan Al Muhtadin Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu, 17 Oktober 2020.
Baca juga: Dana BOP Rp 578 Miliar Siap Cair ke Pesantren dan Pendidikan Keagamaan
Hadir pada peresmian, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Ditjen Pendidikan Islam Kemenag Waryono Abdul Ghafur, Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan BKP Kementan Yazid Taufik, Ketua Intani Guntur Subagja, dan perwakilan dari Pupuk Kujang.
Ketua Intani yang juga asisten staff ahli Wapres, Guntur mengatakan, acara ini merupakan program kolaborasi membangun kesejahteraan petani dan ketahanan pangan. Program ini melibatkan banyak stakeholders di bidang pertanian.
“Ini adalah program kolaborasi kami dalam meningkatkan perekonomian petani,” ujar Guntur dalam keterangannya, melansir laman Kemenag, Senin (19/10/2020).
Guntur menilai, inisiasi kolaborasi ini sangat tepat dilakukan di pesantren. Sebab, pesantren memiliki potensi sumber daya manusia (SDM), seperti ustaz dan santri, serta mempunya sumber daya alam berupa lahan yang sangat besar untuk diberdayakan.
“Potensi sumber daya pesantren ini patut diberdayakan, maka kami ada untuk berkolaborasi,” jelas dia.
Kiai pesantren miliki lahan persawahan
Senada diungkapkan oleh Direktur PD Pondok Pesantren Kemenag Waryono. Menurut Waryono, pesantren secara umum memang tidak terpisahkan dengan pertanian. Sebab, dahulu kiai-kiai memiliki lahan persawahan yang luas dan yang menggarap santrinya.