JAKARTA,KOMPAS.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pertanian menjadi sektor yang tidak terlalu terpengaruh meski ekonomi mengalami resesi. Sebab pangan akan selalu dibutuhkan sekalipun saat krisis ekonomi.
“Pertanian, memang menurut pengalaman saya dari resesi ke resesi, tidak pernah terganggu terlalu besar, dampaknya ada, tetapi paling tidak tetap dibutuhkan orang, semua butuh makan,” ungkapnya dalam webinar Ketersediaan dan Keterjangkauan Pangan Dalam Pelaksanaan PEN, Kamis (13/8/2020).
Ia mengatakan, ketika semua orang tetap membutuhkan pangan maka peran sektor pertanian selalu penting. Hal ini menunjukkan pertanian menjadi sektor yang terus menjanjikan, sekalipun sektor ekonomi lainnya terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Punya Usaha Belum 6 Bulan, Bagaimana Cara Dapat Kredit Bunga 0 Persen?
“Berarti dalam posisi itu butuh pertanian atau ketahanan pangan. Sehingga ini (pertanian) tetap menjanjikan untuk bisa kita akselerasi lagi,” kata dia.
Syahrul mengatakan, Indonesia merupakan negara agraris dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, terutama air dan sinar matahari sehingga menjadi tempat bagi sektor pertanian untuk terus berkembang.
Oleh sebab itu, pertanian diyakini mampu menjadi pendongkrak perekonomian nasional, terutama di tengah pelemahan ekonomi akibat pandemi.
“Karena lapangan kerja buat pertanian itu cukup, jadi ini ruang-ruang terbuka untuk ekonomi seburuk apapun besok, memang pertanian jadi ruang bagi masyarakat untuk bisa bercocok tanam setidaknya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri,” kata Syahrul.
Ia menambahkan, di tengah pandemi seperti saat ini pasokan beras dalam negeri juga dipastikan aman. Menurutnya, pada akhir Juni 2020 stok beras suplus 3,86 juta ton.
Baca juga: Ini Kebiasaan yang Buat Literasi Keuangan Milenial Rendah
Saat ini, Indonesia tengah berada diambang jurang resesi. Pertumbuhan ekonomi nasional minus 5,32 persen pada kuartal II-2020.
Bila kinerja negatif ini terus berlanjut ke kuartal III-2020, maka Indonesia akan resmi masuk jurang resesi. Para ekonom memperkirakan pada kuartal III-2020 ekonomi Indonesia masih terkontraksi.
Meski demikian, pada kuartal II-2020 kinerja sektor pertanian tetap berhasil tumbuh positif, di tengah sektor ekonomi lainnya yang terkontraksi. Sepanjang April-Juni 2020 sektor pertanian tetap tumbuh sebesar 2,19 secara tahunan.
Sementara, pertumbuhan sektor industri minus 6,19 persen, sektor perdagangan minus 7,57 persen, sektor konstruksi minus 5,39 persen, dan sektor pertambangan minus 2,72 pesen.
Baca juga: Soal Subsidi Gaji Rp 600.000, Ini Keluhan Pengusaha