TABLOIDSINARTANI.COM, Sumenep—Beras merah dan beras hitam terbilang mempunyai prospek pasar cukup menjanjikan, apalagi harganya juga menggiurkan. Peluang itulah yang ingin ditangkap Kelompok Tani Budi stia, Desa Gapura Barat, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Petani di Pulau Garam kini mencoba mengembangkan padi beras merah dan beras hitam yang memiliki prospek menjanjikan tersebut. Uji coba penanaman telah dimulai pada tahun musim tanam (MT) I 2019 dengan menanam padi beras merah dan beras hitam dengan luasan 0,0625 hektar (ha).
Benih tersebut didapat Asmoni, Ketua Poktan Budi Setia saat mengikuti pelatihan dan studi banding ke salah satu sentra pertanian organik di Kabupaten Kediri. Asmoni mencoba menanam beras merah dan beras hitam di lahan milikinya.
“Saya sempat mengalami kendala dalam budidaya beras merah dan hitam ini. Tapi ini pengalaman dan bisa menjadi pembelajaran dalam usaha pengembangan beras merah dan hitam, sehingga kendala tersebut bisa saya lewati,” tuturnya.
Kendala lainnya menurut Asmoni, saat proses penggilingan gabah menjadi beras. Ternyata berbeda dengan proses penggilingan gabah pada umumnya. Namun Asmoni yakin Sumenep mempunyai potensi besar dalam pengembangan budidaya beras merah dan hitam.
Dari percobaan awal menanam padi beras merah dan beras hitam, Asmoni memperoleh 240 kg gabah. Pemasaran dilakukan dengan memanfaatkan media sosial bekerjasama dengan Puskesmas Kecamatan Gapura. Harga jualnya Rp 15.000/kg. “Melihat prospek yang menjanjikan serta permintaan yang banyak bisa menjadi usaha untuk peningkatan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Karena itu pada musim tanam 2020/2021 MH I, Poktan Budi Setia mencoba menanam kembali menanam padi beras merah dan beras hitam. Dengan harapan bisa membawa perubahan usaha taninya, terutama pada peningkatan kesejahteraan petani.
“Ke depan BPP Kostratani Kecamatan Gapura terus berupaya dalam mengawal pengembangan padi beras merah dan beras hitam secara swadaya dan mandiri kelompok tani,” kata Achmad Syarif, penyuluh yang mendampingi Poktan Budi Setia.
Kaya Gizi
Beras merah umumnya merupakan beras tumbuk (pecah kulit) yang dipisahkan bagian sekamnya saja. Proses ini hanya sedikit merusak kandungan gizi beras. Sedangkan beras putih umumnya merupakan beras giling atau poles yang bersih dari kulit ari dan lembaga.
Beras merah mengandung genyang memproduksi antosianin. Antosianin yang dihasilkan merupakan sumber warna merah yang terdapat pada kondisi fisik beras. Senyawa yang terdapat pada lapisan warna merah beras bermanfaat sebagai antioksidan, anti kanker, antiglikemik tinggi.
Beras merah mempunyai rasa sadikit seperti kacang dan lebih kenyal dari pada beras putih. Beras merah diproses tanpa melalui penyosohan, tetapi hanya digiling menjadi beras pecah kulit, kulit arinya masih melekat pada endos perm. Kulit ari beras merah ini kaya minyak alami, lemak essensial dan serat (Santika,2010).
Beras hitam sebetulnya varietas dari beras merah dan memiliki manfaat gizi yang lebih tinggi dibanding dengan beras merah. Varietas beras ini kaya akan serat dan mengandung antioksidan, fitonutrien, phytochemical, vitamin E, protein, zat besi, dan nutrisi lainnya. Hal ini diyakini bermanfaat untuk hati, ginjal dan lambung.
Tak hanya itu, indeks glikemik dari beras hitam juga lebih rendah dari beras merah, yakni 42.3. Kandungan anthocyanin dalam beras hitam juga akan membantu mencegah risiko kanker. Beras hitam adalah makanan yang rendah gula yang sangat dianjurkan bagi pasien penyakit jantung, diabetes dan tekanan darah tinggi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, tantangan yang dihadapi pertanian saat ini adalah mencukupi pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk memastikan ketersediaan pangan di seluruh tanah air, SYL mengajak seluruh penyuluh dan petani untuk tetap sehat disituasi pandemi covid-19.
“Bisa mendampingi petani untuk genjot produksi, sama-sama turun ke lapangan, sama-sama tanam, olah tanah, panen, mengolah hasil panen, mendistribusikan hasil panen, sehingga petani mendapat penghasilan yang layak,” tutur SYL.
Sementara itu secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengapresiasi BPP yang telah melaksanakan dan mendukung program Kostratani. Kostratani sebagai pusat data dan informasi, juga pusat gerakan pembangunan pertanian. Kostratani juga menjadi pusat pembelajaran, konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring kemitraan,” tegas Dedi.
Reporter : AchmadSyarif/Yeniarta (BBPP Ketindan)