TABLOIDSINARTANI.COM, Rembang – Petani padi di Rembang Jawa Tengah ketiban untung dua kali lipat. Mereka menanam padi hibrida rakitan anak bangsa untuk dijadikan benih.
Direktur Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Mohammad Takdir Mulyadi, mengatakan hal itu saat melakukan Panen Benih Padi Hibrida Rakitan Anak Bangsa varietas HIPA-19 dan Hipa 21 bersama Bupati Rembang, Abdul Hafidz di Desa Jinanten, Kecamatan Sale, Rembang minggu lalu (18/12).
Takdir menuturkan “Padi hibrida menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan produktivitas padi, karena hasil dari perkawinan dua indukan unggul ini terbukti menghasilkan potensi hasil minimal 20% lebih tinggi dibandingkan padi inbrida atau lokal.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus mendorong inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi padi secara nasional melalui kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Padi Hibrida Berbasis Korporasi Petani. ‘Terlebih hasil produksi benih hibrida rakitan anak bangsa, mampu mengangkat produktivitas 20 persen,” kata Dirjen Tanaman Pangan Suwandi secara terpisah.
“Tahun depan targetnya Rembang bisa ekspor Benih Padi Hibrida seperti Tuban yang mengekspor benih jagung hibrida awal Desember 2020 ke Thailand yang merupakan negara asalnya tetua jagung hibrida,” harap Takdir dengan penuh optimis.
“Disamping menghasilkan benih padi hibrida secara insitu untuk program, petani juga bisa ekspor benih padi hibrida dan menghasilkan devisa negara”. Ini sangat membanggakan bahwa produk rakitan anak bangsa mampu bersaing ke luar negeri, pungkasnya.
Bupati Rembang, Hafidz menyampaikan terimakasih kepada Dinas Pertanian beserta jajaran, dan seluruh petugas lapang serta mitra PT. Twinn yang mengawal pendampingan teknis produksi benih padi hibrida, terlebih kepada petani Kecamatan Sale, atas semangat dan kerja kerasnya keberhasilan ini tercapai.
Harapan ke depan “Pengembangan Perbenihan Padi Hibrida Berbasis Korporasi” di Rembang ini, nantinya dapat menyediakan benih padi varietas unggul bersertifikat dengan hasil panen yang lebih banyak, sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta kepastian harga jual, tutur Hafidz.
Plt Kepala Dinas Pertanian Pangan Rembang, Agus Iwan Haswanto menjelaskan kegiatan ini total seluas 50 Ha, dengan hasil ubinan produktivitas mencapai 3,1 ton GKP per hektare calon benih padi hibrida dan langsung dibeli oleh mitra kurang lebih Rp. 52,7 juta/ha. Selain itu petani juga masih mendapatkan keuntungan dari panen padi yang tidak dijadikan benih dari indukan jantannya per ha menghasilkan 1,5 ton atau kurang lebih senilai Rp. 6 juta. Total pendapatan petani sekitar Rp. 58, 7 juta/ha.
“Ini yang membuat daya tarik bagi petani, memproduksi benih Padi Hibrida mempunyai potensi keuntungan 2 kali lipat dibandingkan dengan tanam konsumsi, Penanamannya ada tetua jantan dan betina. Jantan dipanen dan dikonsumsi dengan harga gabah kering Rp 4 ribu per kilogram, sedangkan padi betina untuk benih yang dihargai Rp 17 ribu per kilogram”, tukas Iwan.
“Produktivitas padi hibrida varietas ini bisa mencapai 10-12 ton per hektare, meski di angka 8 ton sudah bagus. Panen perdana ini memberikan pesan kepada petani bahwa Pemkab, Pemprov dan pusat selalu hadir dalam masa sulit untuk terus semangat melakukan produksi,” tandas Iwan.
Reporter : Retno Setianingsih