KOMPAS.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian ( PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, pertanian Indonesia harus bisa mandiri dan tidak selalu bergantung pada impor.
Untuk mencapai kemandirian dalam pertanian, kata Sarwo, perlu ada pendekatan secara modern berbasis inovasi teknologi. Dengan begini, maka akan muncul produktivitas, nilai tambah, dan daya saing.
“Hal ini sejalan dengan pembangunan pertanian 2020-2024, yakni maju, mandiri, dan modern. Semua jajaran pertanian harus maju, dari pusat sampai desa,” kata Sarwo dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (5/2/2021).
Paparan tersebut disampaikan Sarwo dalam Rapat Teknis Pengelolaan Anggaran Ditjen PSP Tahun Anggaran 2021 (Wilayah I), di Ballroom Novotel, Bandar Lampung, Jumat (5/2/2021).
Baca juga: Sarwo Edhy: Implementasi Kartu Tani akan Diwajibkan pada 2021
Selain itu, Sarwo menyebutkan, untuk mencapai sasaran umum seperti yang telah dicanangkan, Kementan menekankan pada empat aspek untuk dijadikan fokus bersama.
Pertama, kata Sarwo, adalah gerakan nasional peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pertanian serta sumber daya manusia (SDM) pertanian.
“Kedua, peningkatan efisiensi dan pengembangan kawasan berbasis korporasi. Kemudian yang ketiga, yakni pengembangan dan penerapan mekanisme serta akselerasi pemanfaatan teknologi,” tambahnya.
Adapun fokus keempat, merupakan ekspansi pertanian melalui perluasan dan atau pemanfaatan lahan, termasuk di antaranya rawa, lahan kering, dan sub optimal lainnya, serta penyediaan air, seperti irigasi, embung, dan bangunan air lain.
Baca juga: Sarwo Edhy Beberkan Syarat dan Manfaat Pendirian LKM-A
Pada kesempatan tersebut, Sarwo mengatakan, dukungan aspek prasarana dan sarana pertanian diaktualisasikan melalui kebijakan-kebijakan strategis Ditjen PSP tahun anggaran 2021.
“Kebijakan strategis ini, antara lain Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), optimalisasi lahan dan rawa, serta pengembangan food estate,” katanya.