Site icon mediatokotani.com

Kemenkop-UKM dampingi Petani Hortikultura di Purbalingga

Baby Buncis di Purbalingga

Usaha baby buncis oleh petani holtikultura di Purbalingga

Purbalingga — Sebagai salah satu penggerak ekonomi di tanah air, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi target Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop-UKM).

Hal tersebut sebagaimana dikatakan Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Agus Santoso, dimana Kemenkop-UKM telah menetapkan sektor-sektor yang menjadi prioritas dalam pengembangan koperasi dan UMKM dengan menggunakan pendekatan klaster atau komoditas unggulan, termasuk sektor pertanian.

Meski sektor pertanian berperan penting, tapi tak jarang banyak pelaku UMKM yang kesulitan mendapatkan fasilitas pendanaan dan pendampingan bagi usahanya.

Seperti halnya yang dikeluhkan sejumlah petani dan pengepul hasil panen petani hortikultura yang ada di wilayah Desa Tlahab Kidul, Purbalingga.

Dengan didukung potensi wilayah dan Sumber Daya Alam yang ada, para petani hortikultura di wilayah Desa Tlahab Kidul Purbalingga, saat ini sudah mulai dilirik para eksportir.

“Akan tetapi untuk pemenuhan kuota ekspor dan permodalan bagai dua sisi mata uang, yang sering kali menjadi kerikil dan Kendala bagi para pelaku usaha dan petani hortikultura,” Kata Ngahadi Hadi Parwoto selaku pengusaha milenial yang juga petani hortikultura.

Yang utama saat ini, kata Ngahadi, walaupun pertanian hortikultura belum banyak yang menggeluti, karena hasil panennya langsung ekspor, tetap dijalani walaupun tertatih-tatih.

“Dengan minimnya permodalan untuk penuhi kuota Ekspor, demi terjaga kebersamaan kelompok, niatan kami bagaimana dapat terus memberdayakan petani lokal, yang baru mulai menyukai untuk menggeluti budidaya holtikultura kualitas Ekspor agar lebih giat lagi,“ Jelasnya.

Ditambahkannya, saat ini mereka membina ratusan petani konvensional menjadi petani hortikultura di Desa Tlahab Kidul dan sekitarnya.

Untuk membudidayakan baby buncis/buncis kenyan, kentang, labu madu yang siap diekspor ke Singapura lewat sebuah perusahaan eksportir produk hortikultura PT Corona, tentunya tidak lagi dengan cara petani konvensional, tetapi ada alih tekhnologi, agar hasil panennya dapat memenuhi pasokan ekspor yang selama ini kami laksanakan,” tuturnya.

Untuk itu, pihaknya berterima kasoh kepada pemerintah pusat terlebih Kemenkop-UKM atas pendampingan syang dilakukan.

“Dan tentunya kepada pemerintah pusat, melalui kementerian dan lembaga terkait, dapat memberikan pendampingan kepada Petani Budidaya Hortikultura kualitas ekspor di Desa Tlahab Kidul dan sekitarnya, Agar kendala permodalan yang selama ini dirasa dapat segera teratasi,” tutupnya.

Sumber : BeritaManado.com

Exit mobile version