Site icon mediatokotani.com

Lepas Ekspor Walet Senilai Rp 9,9 Miliar, Mentan: Produk Indonesia Diminati Dunia

Mentan SYL melepas ekspor sarang burung walet (SBW) asal Provinsi Jawa Timur. Foto: Humas Kementan

Mentan SYL melepas ekspor sarang burung walet (SBW) asal Provinsi Jawa Timur. Foto: Humas Kementan

MEDIATOKOTANI.COM, SURABAYA – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) melepas ekspor sarang burung walet (SBW) asal Provinsi Jawa Timur (Jatim) sebanyak 494 kilogram dengan nilai Rp 9,9 milyar ke Tiongkok pada Jumat (12/3).

Usai pelepasan SYL melanjutkan kunjungan kerjanya ke rumah pemrosesan sarang burung walet di Surabaya.

“Produktifitas sarang burung walet kita diminati dunia. Saya akan ke Tiongkok lepas pandemi ini, agar ekspor kita ini lebih kuat,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat melakukan peninjauan langsung ke rumah pemrosesan sarang burung walet, Jumat (12/3).

Menurut Mentan, komoditas sub sektor peternakan itu berada di bawah pembinaan Kementerian Pertanian.

“Tepatnya di bawah Direktorat Jendral Peternakan, dan fasilitasi ekspornya dikawal Badan Karantina Pertanian untuk meningkatkan produktivitasnya,” jelas SYL.

Dia menjelaskan, usaha agribisnis sarang burung walet sangat menarik, karena memerlukan higienitas yang maksimum.

“Industri ini juga padat karya, dikerjakan dengan tenaga banyak orang, dan ini sangat baik untuk negara,” papar dia.

SYL juga memaparkan berdasarkan infornasi saat ini Provinsi Jatim memiliki 84 rumah walet yang terdaftar dengan rumah pemrosesan walet sebanyak sembilan sentra. Menukil data IQFAST Barantan tercatat pada 2020 volume ekspornya sebanyak 245, 3 ton dengan nilai mencapai hingga Rp 3,5 triliun.

Dia menyebut, dari jumlah ini 26 persen berhasil memenuhi pasar Tiongkok dan sisanya diserap pasar ekspor lainnya seperti Australia, Amerika Serikat, Hongkong, Kanada, Singapura, Taiwan, Jepang, Malaysia dan Vietnam.

Kementan juga mencatat adanya tren peningkatan ekspor SBW Jatim dari data 1 Januari hingga 10 Maret 2021 mencapai 51,3 ton dan nilai Rp 661,3 miliar.

“Ini menjadi fokus kami baik Kementan, Kemendag, wakil negara kita di sana dan lainnya untuk mendorong SBW agar tidak bersoal di pasar Tiongkok. Tidak ada kuota, asal mampu penuhi persyaratannya. Pasarnya masih terbuka lebar dan kita mampu secara produksi,” jelas Syahrul.

Sementara itu, Direktur PT Surya Aviesta Agra Soeharsa mengapresiasi dukungan yang diberikan pemerintah.

Dia menyebutkan sebagai industri dengan model padat karya ini berharap dukungan penuh baik pemerintah pusat dan daerah khususnya pada perijinan hingga akses pasar.

“Kami harap pemerintah terus dapat mendampingi dan tentu membantu mempermudah akses pasar,” ungkap dia. Secara teknis, Kepala Barantan Ali Jamil menambahkan, saat ini persyaratan ekspor sarang burung walet secara umum mudah. Ia hanya menekankan bahwa yang boleh diekspor hanya sarang walet yang sudah bersih.

“Pada prinsipnya mudah, yang terpenting adalah tidak dalam bentuk kotor, artinya itu harus sudah ada proses terlebih dahulu,” kata Jamil.

Sedangkan untuk ekspor ke Tiongkok, sambung dia, calon eksportir dapat menghubungi unit pelaksana teknis Karantina Pertanian di seluruh Indonesia. Menurut dia nantinya akan ada pendampingan, agar dapat memenuhi persyaratan sesuai Protokol Karantina Indonesia dengan Otoritas Karantina Tiongkok (GACC).

“Kami harus jaga semua ini, kita syukuri. Caranya adalah dengan mendorong kualitas ekspornya dan juga dengan menjaga kelestariannya,” tukas Jamil.

Sebelumnya, ekspor SBW yang sebelumnya dilepas bersama dengan Menteri Perdagangan, Menteri BUMN dan Gubernur Jawa Timur ini dilakukan bersama 33 komoditas pertanian unggulan Jatim lainnya senilai Rp 140,3 milyar ke 12 negara tujuan sekaligus.

SUMBER : JPNN.COM

Exit mobile version