Site icon mediatokotani.com

Hindari Impor Beras, Diversifikasi Pangan Harus Diperkuat

Ilustrasi Diversifikasi Pangan

Jakarta, mediatokotani.com – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rusli Abdullah menilai perlu adanya upaya yang lebih maksimal dalam melakukan diversifikasi pangan komoditas beras. Sehingga ketika nantinya terjadi penurunan produksi beras akibat gagal panen karena faktor cuaca atau hal lainnya, Indonesia tidak harus melakukan impor beras.

“Dalam jangka menengah panjang, kita harus mendorong diversifikasi pangan, sehingga tidak selalu bergantung pada beras karena sebetulnya ada banyak sumber-sumber karbohidrat lain,” kata Rusli Abdullah kepada Beritasatu.com, Selasa (16/3/2021).

Rusli mengungkapkan, saat ini produksi beras mencapai sekitar 31 juta ton per tahun dengan konsumsi sebanyak 2,5 juta ton per bulan. Bila diversifikasi pangan komoditas beras bisa dilakukan, harapannya konsumsi masyarakat bisa menurun jadi 2 juta ton per bulan, sehingga setiap tahunnya akan ada surplus sekitar 7 juta ton.

“Diversifikasi pangan ini penting untuk membuat kita tidak selalu bergantung pada impor ketika terjadi penurunan produksi. Sehingga perlu didorong, misalnya kalau sarapan cukup pakai ubi, jagung, talas, singkong, atau sumber karbohidrat lain, tidak harus selalu makan nasi,” kata Rusli.

Selain dapat memperkuat ketahanan pangan, Rusli menilai langkah diversifikasi pangan komoditas beras ini juga bisa menstimulus produk-produk pertanian lainnya di luar beras. “Jadi selain bisa memastikan pasokan beras aman, petani produk pertanian lainnya bisa lebih sejahtera karena hasil produksinya jadi lebih banyak diserap,” kata Rusli.

Sumber: BeritaSatu.com

Exit mobile version