mediatokotani.com, Purworejo—Selain hama wereng batang cokelat yang marak menyerang tanaman padi, hama walang sangit kini juga ikut mengusik petani. Seperti yang terjadi di Desa Briyan, Kecamatan Ngobol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Untuk mengendalikan hama walang sangit, petani bersama penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) melakukan gerakan pengendalian hama walang sangit. Hal ini menindaklanjuti hasil pengamatan rutin di area pertanaman padi ditemukan serangan hama walang sangit dengan populasi 7 ekor/rumpun.
Atas rekomendasi dari kelompok tani, mereka mengajukan bantuan pestisida. Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Kelautan (DPPK) Kabupaten Purworejo, Wasit Diono menginstruksikan kepada jajarannya untuk segera melakukan tindakan yang diperlukan di tingkat lapang. “Hal ini harus cepat dilakukan guna membantu petani yang terdampak serangan tersebut,”ujar Wasit.
Ia meminta kepada seluruh petugas POPT, penyuluh dan petugas lapangan lainnya untuk aktif melakukan pengamatan OPT secara rutin bersama-sama petani. Jika ditemukan serangan hama segera laporkan, sehingga cepat tertangani dan tidak terjadi ledakan serangan hama.
“POPT, PPL, dan petugas lapangan lainnya harus bersama-sama mendampingi petani agar petani bisa panen tanpa gangguan hama dan produksi pangan kita tercapai,” kata Wasit.
Tata Cara Pendalian
Batin Suyitno, POPT Kecamatan Ngombol mengatakan, petani harus mengetahui tata cara pengendalian hama walang sangit agar efektif. Pestisida yang digunakan berbahan aktif buprofezin merupakan racun kontak dan lambung, diberikan dengan dosis 500 gram/liter,
Sementara itu, Wor,o PPL Kecamatan Ngombol menyarankan, penyemprotan insektisida dilakukan ketika walang sangit aktif yaitu pada pagi dan sore hari, serta dilakukan menjelang tanaman padi memasuki stadia berbunga dan setelah memasuki stadia masak susu. Insektisida ini akan bekerja dengan baik jika terkena atau kontak langsung dengan hama sasaran.
“Racun tersebut akan masuk ke jaringan tubuh hama target, selanjutnya akan terjadi gangguan fungsi organ tubuh yang berakibat pada kematian. Selain itu, jika racun ini tertelan hama akan merusak sistem pencernaan,” kata Woro.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengemukakan bahwa pandemi Covid-19 mempengaruhi perekonomian, namun sektor pertanian semakin kokoh lantaran kerja keras petani didampingi penyuluh.
“Petani harus turun ke lapangan, penyuluh harus turun ke lapangan dan mendampingi petani. Dalam kondisi apa pun, pangan tidak boleh bermasalah. Pangan tidak boleh bersoal. Untuk itu, kita harus tanam dan memastikan produksi tidak berhenti,” tegas Dedi.
Reporter : Woro/Yeniarta (BBPP Ketindan)
sumber : TABLOIDSINARTANI.COM