Jakarta – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) melepas ekspor 14 ragam komoditas pertanian asal Sumatera Barat di Balitbu Solok, Jumat (9/4/2021). Total ke-14 ragam komoditas itu bernilai Rp 298,67 Miliar.
“Produk unggulan ekspor Sumbar ini sangat beragam, mulai dari petai, jengkol, manggis, produk turunan dari kelapa dan lainnya. Negara tujuan juga ada 11 dari beberapa benua, seperti Belanda, Perancis, Belgia, Hongkong, Tiongkok, Jepang, India, Bangladesh, dan sejumlah negara di Asia Tenggara,” kata SYL dalam agenda yang dirangkai dengan Ekspose Inovasi Buah Tropika.
SYL menambahkan, sesuai intruksi Presiden Joko s, ekspor harus berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian Indonesia masih dibutuhkan negara lain. Pertanian harus terus dijaga untuk tetap berproduksi. Peran seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian sangat penting. Tidak lepas dari peran dan kerja keras petani Indonesia.
“Pertanian tidak akan pernah meredup. Bahkan bisa terus meningkat. Banyak subsektor dari pertanian yang berpotensi untuk ditingkatkan. Mulai dari perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan,” paparnya.
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy mengatakan, sektor pertanian merupakan tulang punggung Sumatera Barat.
“Sekitar 27 persen PDRB kita berasal dari pertanian. Dan 50 persen lebih angkatan kerja bergerak di sektor pertanian. Artinya, pertanian ini adalah tulang punggung kita,” kata Wagub.
Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menuturkan upaya peningkatan ekspor ini di antaranya nilai ekspor, eksportir baru, dan negara tujuan baru. Dari sebelas eksportir terdapat eksportir baru.
“Alhamdulillah di Sumatera Barat ini ada eksportir baru, CV. Amanah Murasaki. Pengekspor petai dan jengkol ke Jepang,” katanya.
Jamil menyebut, selaku otoritas karantina, melalui tindakan karantina memastikan seluruh produk pertanian yang akan diekspor telah memenuhi persyaratan internasional tentang sanitari dan fitosanitari sehingga memiliki daya saing di pasar global. “Ekspor pertanian juga dapat menjadi bukti bahwa sinergisitas para pelaku pembangunan pertanian di Sumbar ini terjalin dengan baik,” tambah Jamil.
Kepala Karantina Pertanian Padang, Iswan Haryanto yang turut mendampingi juga menyebutkan pihaknya selaku koordinator upaya peningkatan ekspor di wilayah kerjanya selain melalui percepatan layanan, pihaknya juga memberi pendampingan teknis agar pelaku usaha dapat meningkatkan kinerja ekspornya. “Layanan klinik ekspor karantina pertanian pada siap membantu tidak hanya bagi ekspotir yang telah rutin, namun juga bagi para pemula,” tutup Iswan.
Turut hadir pada acara yang diselenggarakan dalam rangka open house Balitbu Tropika, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ini adalah para pimpinan di lingkup Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Sumatera Barat, dan instansi terkait lainnya.
sumber : detikcom