Empat komoditi yang menjadi perhatian yakni beras, gula, daging sapi, dan cabai.
BOGOR — Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berupaya menjaga stabilitas harga dan stok pangan selama masa hari besar keagamaan nasional (HBKN) 2021. Dalam HKBN ini, Dinas Ketabanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor telah melakukan beberapa kegiatan.
Kepala DKPP Kota Bogor, Anas Rasmana menjelaskan, kegiatan-kegiatan tersebut berupa gelar bazar pangan murah, pemantauan ketersediaan, harga, dan pasokan pangan, serta rakor bersama Pemkot Bogor.
“Untuk mendukung ketersediaan pangan itu, kita juga sudah melakukan beberapa program. Seperti kegiatan Bogor Berkebun yang melibatkan 220 poktan, lalu kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) tahun 2020, dan dukungan lainnya seperti Pasar Mitra Tani,” ujar Anas, Kamis (15/4).
Lebih lanjut, Anas menjelaskan, terdapat fluktuasi pada komoditas beras pada 2021. Tepatnya sejak awal tahun. Dia memerinci, pada Januari, kebutuhan beras Kota Bogor sebanyak 9.695 ton, sementara ketersediaannya masih jauh berada di 11.267 ton.
Pada Februari, kebutuhan beras sedikit berkurang menjadi 8.757 ton dengan stok yang juga berkurang menjadi 10.176 ton. Naik lagi pada Maret, kebutuhannya menjadi 9.885 ton dan ketersediaan yang dimiliki sebanyak 11.458 ton.
“Dan pada bulan April ini, kebutuhan beras adalah sebanyak 10.171 ton dengan ketersediaan yang ada sebanyak 10.216 ton. Sedangkan untuk harga rata-rata yakni sebesar Rp 11.250,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Bogor, Ganjar Gunawan mengatakan, ada empat komoditi yang perlu menjadi perhatian menjelang hari raya, yakni beras, gula, daging sapi, dan cabai.
Disperdagin juga berencana melakukan serangkaian aksi menjelang hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Seperti, memperkuat koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Perum Bulog Cabang Cianjur, DKPP Kota Bogor, Perumda Pasar Pakuan Jaya, hingga distributor, sub distributor dan agen.
Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan pemanfauan harga dan ketersediaan baranh kebutuhan pokok secara rutin. Baik di tingkat pasar, distributor, sub, dan agen.
“Lalu juga mengidentifikasi kecukupan stok dan ketahanan bapok di pelaku usaha distribusi, serta berkoordinasi dengan dengan instansi terkait untuk mencegah aksi-aksi spekulasi,” lanjutnya.
Nantinya, sambung Ganjar, Disperdagin zklga Bogor akan membentuk Tim (Internal) Antisipasi Gejolak Harga, sebagai upaya menjamin kelancaran distribusi pasokan. Apabila terjadi kelangkaan barang dan gejolak harga, berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan agar dilakukan operasi pasar.
sumber : REPUBLIKA.CO.ID