TABLOIDSINARTANI.COM, Ngawi — Sarana prasarana produksi yang ramah lingkungan sangat dibutuhkan petani untuk bisa menghasilkan produk yang sehat dan bebas dari hama. Seperti produksi yang dihasilkan petani Ngawi, Jawa Timur.
Tahun ini merupakan tahun yang berbeda bagi Kelompok Tani Sentosa di Kecamatan Paron, Ngawi, Jawa Timur. Betapa tidak, karena di tengah situasi Pandemi Covid19 mereka selain berhasil meningkatkan hasil panen ubinan padi varietas Inpari 32 dari yang sebelumnya 7,4 Ton/Ha (GKP) menjadi 8 Ton/Ha (GKP).
mereka juga sukses menghasilkan padi sehat pada lahan seluas 25 Ha yang endemis hama Wereng Batang Coklat (WBC) dan Penggerek Batang Padi dengan menggunakan sarana produksi ramah lingkungan melalui program Bantuan Biopestisida.
Bantuan Biopestisida tersebut merupakan program Kementerian Pertanian dalam rangka pencegahan dan pengamanan produksi padi dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Program ini bertujuan untuk membantu dan sekaligus mengedukasi petani/kelompok tani dalam menghasilkan tanaman yang sehat berbasis teknologi yang ramah lingkungan dan tentunya meningkatkan hasil produksi dan peningkatan pendapatan.
Bantuan biopestisida yang diterima tersebut, dikelola langsung oleh Ketua Kelompok Tani Sentosa, Sugimin. “Ini adalah pengalaman pertama saya menggunakan pestisida biologi dalam menangani hama WBC dan Penggerek Batang Padi dan hasilnya sangat memuaskan dan efektif. Tidak ada ledakan serangan WBC yang biasanya terjadi saat menggunakan pestisida kimia,” ujar Pak Sugimin.
Beliau juga menambahkan bahwa pestisida biologi lebih dapat menekan biaya produksi dibandingkan pengalamannya saat menggunakan pestisida kimia.Pak Sugimin juga didampingi oleh Rahayu sebagai Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) serta dikawal Agronomis dari PT. Prima Agro Tech sebagai perusahaan penyuplai produk biopestisida yang digunakan.
“Saya merasa sangat senang terhadap pestisida biologi yang diberikan karena hal tersebut sejalan dengan visi dan misi POPT terkait pengendalian hama terpadu.” ujar Rahayu.
Beliau juga menegaskan bahwa berusaha untuk selalu mendampingi petani dan melakukan pengamatan OPT secara rutin untuk memastikan kualitas dan kuantitas produksi padi tetap terjaga.
“Mulai dari musim tanam hingga musim panen, kami selalu mengawal Kelompok Tani Sentosa, menjelaskan cara pakai produk pestisida biologi kami agar mendapatkan hasil yang maksimal,” tuturnya.
Agronomis dari PT Prima Agro Tech, Apreza menuturkan adapun produk yang digunakan adalah Metarizep untuk mengendalikan WBC dan BT-PLUS untuk mengendalikan penggerek batang padi. “Hasilnya sangat efektif, hama-hama terinfeksi dan tentunya lahan padi Pak Sugimin tetap aman,” tuturnya.
Dengan mulai menerapkan cara bertani yang ramah lingkungan dengan menggunakan produk biopestisida dalam pencegahan dan pengendalian OPT, membuktikan bahwa Kelompok Tani Sentosa dari Kabupaten Ngawi, sebagai salah satu lumbung beras di Jawa Timur, telah berhasil memproduksi beras yang sehat dan rendah residu serta turut membantu menjaga keseimbangan ekosistem.
Untuk itu, pengadaan bantuan Biopestisida untuk padi menjadi hal penting dan perlu terus dikembangkan sejalan dengan harapan Pak Sugimin agar kegiatan yang menggunakan input-input organik terus berlanjut dan paket yang diberikan lebih lengkap.
Hal ini juga bertujuan untuk mengamankan dan menghasilkan produksi-produk yang bermutu, higienis, dan ramah lingkungan sehingga keamanan pangan lebih terjamin dan generasi yang dihasilkan lebih sehat dan cerdas, terhindar dari penyakit kronis akibat residu kimia yang ada di pangan/beras.
Diharapkan juga, petani semakin sadar akan pentingnya budidaya tanaman sehat secara berkelanjutan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani.
===
Sahabat Setia SINAR TANI bisa berlangganan Tabloid SINAR TANI dengan KLIK: LANGGANAN TABLOID SINAR TANI. Atau versi elektronik (e-paper Tabloid Sinar Tani) dengan klik: myedisi.com/sinartani/
Reporter : Nattasya
Sumber : Prima Agro Tech