Bank Indonesia ikut mendorong ekspor tujuh komoditas nontambang dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan berbasis komunitas.
MATARAM – Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat mendorong ekspor tujuh komoditas unggulan nontambang NTB dengan berbasis komunitas.
Komoditas unggulan yang memiliki potensi ekspor yang besar antara lain kopi, produk kerajinan ketak, sarang burung walet, lobster, ikan segar, mutiara, dan vanili.
Kepala Perwakilan BI NTB Heru Saptaji menjelaskan komoditas tersebut memiliki pangsa pasar yang besar di luar negeri.
“Kami terus mendorong peningkatan ekspor nontambang karena memiliki pangsa pasar luas seperti vanili sangat diminati, begitu juga kopi dan lobster,” kata Heru kepada Bisnis pada Minggu (2/5/2021).
Langkah memacu peningkatan ekspor nontambang itu dimaksudkan pula untuk mengejar target kuota ekspor NTB yang meningkat pada 2021. “Kuota ekspor NTB pada 2021 579.444 weight metric ton (MWT), meningkat dibandingkan dengan 2020 yang 373.626 MWT,” ujar Heru.
Dia menjamin pengembanhan produksi komoditas ekspor NTB dilakukan dengan berbasis komunitas yang melibatkan banyak unsur sehingga berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat.
“Kami mengembangkan ekspor berbasis komunitas, eksportirnya bisa satu tapi dia membeli dari banyak petani dengan harga yang tinggi, sehingga petani bisa untung dan membayar pekerja. Bayangkan misalnya untuk vanili saja orang yang bekerja dalam satu hari bisa 21 orang,” ungkap Heru.
Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat ekspor provinsi itu pada Februari 2021 sebesar US$4,9 juta yang didominasi oleh udang senilai US$2,3 juta dan perhiasan US$ 1,13 juta.
sumber : Bisnis.com