Bogor – Meski di masa pandemi, ternyata pergerakan ekonomi masyarakat tetap meningkat. Hal ini setidaknya terlihat dari aktifitas perdagangan di pasar Citeureup 2 dan pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sejak dini aktifitas perdagangan terus ramai, bahkan hingga tengah hari.
“Kita bisa lihat sendiri, aktifitas perdagangan disini terus terjadi, bahkan cenderung meningkat, terutama bahan pangan,” ujar Risfaheri, Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan, Badan Ketahanan Pangan (BKP), Kementerian Pertanian saat melakukan pemantauan pasokan dan stabilitas harga pangan didampingi Kabid Distribusi Dinas Ketahanan Pangan Kab. Bogor, Jum’at (30/04/2021).
“Walaupun ada peningkatan permintaan, tetapi harga relatif stabil dan terkendali,” ujar Risfaheri.
Untuk daging ayam ras dan minyak goreng mengalami sedikit kenaikan, namun masih dalam batas wajar sekitar 10% dari kondisi biasa.
“Untuk komoditas beras, aneka cabai, bawang merah, bawang putih, telur ayam ras, gula pasir, relatif stabil dan tidak dikeluhkan pedagang maupun pembeli. Beras misalnya untuk kelas medium bervariasi mulai dari Rp. 8.600/kg dan premium Rp. 10.500/kg, semuanya masih di bawah HET dan stoknya juga cukup banyak,” tegas Risfaheri.
Upaya menjaga stok dan stabilitasi harga pangan ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, agar semua warga bisa memenuhi kebutuhan pangan.
Hal senada diungkapkan Kepala BKP Agung Hendriadi yang dihubungi menjelaskan, pihaknya selalu memantau masalah stok dan harga pangan.
“Kami selalu berkoordinasi dan meminta Dinas Ketahanan Pangan di daerah untuk menjaga stok dan stabilitasi harga pangan,” ujar Agung.
“Kalau ada gejolak harga, kami minta pemerintah daerah melakukan intervensi, agar harga kembali stabil,” tambah Agung.
Salah satu pedagang beras di Pasar Citereup 2, H. Ade mengatakan, menjelang bulan Ramadhan hingga saat ini, harga beras relatif stabil dan pasokannya cukup. Meski begitu, Ade mengingatkan kemungkinan kenaikan harga pasca lebaran Idul Fitri.
“Rata-rata sehari bisa 3-5 kwintal beras terjual, baik oleh pedagang beras eceran maupun umum. Kualitas beras juga bagus.
Menurut H. Ade, menjelang Idul Fitri, para pedagang menambah stok dari Karawang dan Indramayu.
“Ini kami lakukan, untuk mengantisipasi pasokan yang cenderung turun dan harga juga bisa naik,” jelas H. Ade yang sudah puluhan tahun berjualan beras.
Sementara itu, beberapa komoditas mengalami pergerakan harga, seperti daging ayam ras Rp38.000/kg (HAP Rp35.000/kg), gula pasir Rp.13.000-14.000/kg (HET Rp12.500/kg), minyak goreng Rp13.000-14.000/kg, dan daging sapi Rp. 120.000/kg yang normalnya Rp110.000/kg.
Harga bawang putih Rp28.000/kg dan bawang merah berkisar Rp28.000-30.000 masih di bawah HAP (Harga Acuan Penjualan di konsumen Rp32.000/kg), telur ayam ras Rp23.000/kg (HAP Rp 24.000/kg), cabai merah keriting Rp30.000/kg, dan cabai rawit merah sudah turuh Rp50.000-60.000/kg.
Untuk pasokan komoditas bahan pangan pokok strategis terpantau aman, namun untuk daging diakui pedagang mengalami penurunan, terutama dari RPH Cibinong.
“Harga daging sapi memasuki bulan Ramadhan hingga saat ini relatif stabil kisaran Rp. 120.000-135.000/kg untuk kualitas bagus. Tapi memang dari RPH harga sudah tinggi yakni Rp. 110.000/kg dan juga karena permintaan pembeli yang meningkat,” tutur Endang salah satu penjual daging sapi di pasar Citereup 2.
Pedagang berharap pemerintah dapat mengambil langkah strategis dengan meningkatkan pasokan, karena permintaaan akan semakin meningkat menjelang Idulfitri. Kondisi yang sama juga diungkapkan pedagang daging di Pasar Cibinong Kabupaten Bogor.
Mencermati kondisi tersebut, menghadapi idulfitri Dinas Ketahanan Pangan Kab. Bogor telah berkoordinasi dengan Badan Ketahanan Pangan Kementan, untuk menyediakan pasokan daging sapi beku dan daging ayam beku termasuk bahan pangan pokok strategis lainnya, melalui penyelengaraan Gelar Pangan Murah di pusat-pusat pemukiman di Kab. Bogor dengan harga yang lebih murah dari pasar. Dengan demikian masyarakat akan terbantu, ujar Risfaheri.