THE SNEAKERS
Senin, 27 Maret, 2023
  • Beranda
  • Info Tani
  • Pangan
  • Kementan
  • Media Tani
No Result
View All Result
mediatokotani.com
No Result
View All Result
Home Info Tani

Talas Beneng Banten, semakin diminati pasar ekspor

admin mediatokotani by admin mediatokotani
8 Mei 2021
in Info Tani
0 0
0
Talas Beneng Banten, semakin diminati pasar ekspor

Foto : Talas Beneng Banten Merupakan Komoditas yang Diminati untuk Ekspor ke Luar Negeri

Pilarpertanian – Talas Beneng atau sering dikenal sebagai Beneur dan Koneng adalah salah satu komoditas tanaman pangan yang sedang digencarkan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk dikembangkan. Komoditas berorientasi ekspor ini asal muasalnya dari Gunung Karang – Pandeglang. Awalnya, Talas Beneng berupa tanaman liar yang dimanfaatkan masyarakat jaman dulu ketika masa paceklik tiba.

Sebagai langkah pengembangan varietas Talas Beneng telah dilepas sehingga tanaman ini sudah bisa diusahakan di seluruh Indonesia. Sobirin, Kepala Bidang Tanaman Pangan Distan provinsi Banten menyebut benih sumber Talas Beneng ada di Pandeglang, benih yang beredar di luar Pandeglang merupakan benih sebar. “Benih yang keluar dari Pandeglang untuk tujuan komersil wajib tersertifikasi dan berlabel sehingga benih tersebut dipastikan tetap unggul bermutu,” ujarnya.

Talas Beneng mulai dikembangkan sejak 2015 karena adanya permintaan dalam bentuk umbi segar dan olahan/tepung. Bahkan, saat ini, Talas Beneng telah menjadi bahan pangan alternatif dan sebagai komoditas ekspor. Talas beneng dapat diolah sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik, serta berbagai produk olahan makanan, seperti, keripik, kue, dan bahan dasar makanan lainnya.

Peluang ekspor tanaman umbi ini masih terbuka lebar terutama untuk ekspor ke Australia dan Belanda. Seperti halnya di Australia, butuh daun talas beneng dalam jumlah yang sangat besar. Tercatat sejak tahun 2019 talas beneng sudah mulai diekspor melalui pelabuhan Tanjung Perak.

Beben petani asal Desa Batulayang, Kecamatan Cililin, Bandung Barat bahkan telah mulai mengembangkan tanaman asli Pandeglang ini. Ia menyebutkan daun talas beneng dimanfaatkan oleh perusahaan di Australia sebagai bahan baku rokok. Kelebihannya tidak mengandung nikotin sehingga lebih aman digunakan. “Mereka butuh sampai 300 ton per pekan,” katanya

“Lain halnya dengan Belanda, negara ini butuh batangnya. Permintaannya juga cukup banyak yang sampai sekarang belum mampu dipenuhi petani di Indonesia,” ujarnya. Kebutuhan talas beneng sebagian besar masih dipasok petani dari Banten. Talas beneng memiliki tinggi sekitar 2 meter dengan bobot bisa mencapai 50 kilogram. Pemeliharaannya relatif mudah dan biayanya mudah.

Tahun 2021 Kementan mulai memberikan bantuan pengembangan talas beneng seluas 250 hektar, kemudian dari APBD juga ada dukungan seluas 15 hektar. Secara swadaya, Luas tanam eksisting Talas Beneng tahun 2020 berada pada 19 kecamatan seluas 195 ha dengan peluang pengembangan yang masih cukup besar karena memiliki potensi tanam pada areal yang cukup besar, yaitu 1.540 ha. Selain itu, terdapat potensi pengembangan melalui pemanfaatan lahan Perhutani seluas 10.000 ha (LMDH).

Pemerintah melalui Kementan menyatakan, talas beneng menjadi salah satu komoditas unggul di Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat. Pasalnya, saat ini talas beneng telah menjadi salah satu komoditas ekspor untuk mendorong program strategis Kementan, yaitu Gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks).

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan pengembangan Talas Beneng merupakan langkah yang tepat. Pasalnya sangat berpeluang untuk mendongkrak pendapatan dan kesejahteraan petani serta penumbuhan ekonomi masyarakat.

“Kementan mengapresiasi langkah upaya mengembangkan Talas Beneng ini. Apalagi nantinya menggunakan pendekatan korporasi petani,” katanya.

Ia menyebut talas merupakan komoditas pangan alternatif yang mulai populer dikembangkan di Indonesia karena memiliki nilai dan prospek ekonomi yang cukup bagus, khususnya sebagai bahan pangan dan komoditas ekspor ke Belanda dan negara-negara lain.

“Ini sebenarnya peluang kita untuk mengembangkan talas yang berorientasi ekspor. Kita dorong terus petani agar mulai meningkatkan nilai tambah talas,” ujarnya.

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus mendorong pengembangan pasar ekspor dalam rangka meningkatkan pendapatan petani sehingga petani kita tetap terus bersemangat untuk bertani.(ND)

Tags: Pertanian
admin mediatokotani

admin mediatokotani

Related Posts

Alpukat Asyifa Sabang Terdaftar Jadi Varietas Lokal Unggulan Kementan
Info Tani

Alpukat Asyifa Sabang Terdaftar Jadi Varietas Lokal Unggulan Kementan

27 Februari 2023
Info Petani! Pemerintah Naikkan Harga Gabah dan Beras
Harga Pangan

Info Petani! Pemerintah Naikkan Harga Gabah dan Beras

22 Februari 2023
Presiden Jokowi Cek Harga Bahan Pangan di Pasar Wonokromo
Harga Pangan

Presiden Jokowi Cek Harga Bahan Pangan di Pasar Wonokromo

20 Februari 2023
Harga Cabai Makin ‘Pedas’ Awal Pekan Ini
Harga Pangan

Harga Cabai Makin ‘Pedas’ Awal Pekan Ini

14 Februari 2023
Next Post
Sidrap jadi sampel kajian pupuk subsidi

Sidrap jadi sampel kajian pupuk subsidi

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Login
Notify of
guest

guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
© Copyright MediatokotaniTeam All Rights Reserved
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Tani
  • Pangan
  • Kementan
  • Media Tani

© 2020 Indonesia - © Copyright MediatokotaniTeam All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
wpDiscuz