Jakarta – Ali Mazi, Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara, tak sabar menantikan tren harga produk pertanian lokal. Pasalnya, atas inisiatif Dinas Peternakan dan Tumbuhan Provinsi Sulawesi Tenggara, telah diterbitkan surat pemberitahuan pengadaan pangan lokal dan olahan di Kota Kendari.
Gubernur mengimbau seluruh pegawai ASN untuk merekomendasikan membeli beras bulog, ini solusi agar beras di gudang bulog bisa diambil kembali dari petani. “Kebijakan ini berlaku untuk seluruh PNS di Kota Kendari dengan 6.397 pegawai, yang membeli 10 kilogram per bulan. Oleh karena itu, jika kita bisa meningkatkan produksi beras menjadi 60 ton per bulan dalam waktu sebulan,” kata Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Sultra. Abdul Salam Hidayatullah.
Meskipun Kota Kendari tidak besar, namun potensi persawahannya sangat besar. Misalnya, di areal pertanian Amohalo Barruga, bisa dipanen tiga kali dalam setahun. “Sesuai peta tahun 2020 yang kami rilis tahun lalu, potensi pengembangan sawah di kawasan Baruga 1.000 hektare.” kata Abdul Salam. Total potensi lahan, termasuk hortikultura lahan tegalan, kini mencapai 17.000 hektar.
Abdul Salam berharap Kota Kendari dapat mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. “Satu provinsi hanya bisa mencapai rata-rata 3,5-4 ton/ha. Akibatnya terkait dengan kekurangan air, maka kita akan menata kembali sistem irigasi,” katanya.
“Karena kami ingin Kendari menjadi simbol kota ini, kota ini memiliki banyak lahan subur dan menyediakan tanaman pangan yang melimpah di kota ini. Petani kami biasanya menanam 3 varietas, antara lain: Inpari 33, Mekongga dan Ciherang,” Abdul Salam menyimpulkan.
Dalam wawancara lain, Suwandi, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, berterima kasih kepada Sulawesi Tenggara karena telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi dinamika harga yang diserap petani.
Untuk itu, Suwandi menyatakan perlu disiapkan sistem peringatan dini untuk kemungkinan panen. Pergerakan tim panen harus dilakukan bekerjasama dengan Kostraling, Perpadi, dinas pertanian dan dengan dukungan Himbara untuk mengumpulkan gabah. “Kami berkoordinasi dengan Bulog untuk mekanisasi zona hujan dengan pengering agar harga tidak turun terlalu rendah. Siapkan milling cutter. Kemudian, sesuai dengan action 3 yang direncanakan Menteri Syahrul Yasin Limpo, kami juga menyiapkan membangun lumbung pangan,” kata Suwandi.