Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak untuk tetap waspada, meski penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia semakin membaik. Jokowi mengungkapkan banyak indikator, seperti tingkat hunian tempat tidur (BOR), tingkat positif, dan tingkat reproduksi efektif (Rt) di bawah standar WHO.
Dalam pengarahan kepada kepala daerah pada Senin, 25 Oktober 2021, Joko mengatakan: “Artinya (kita) berada dalam posisi yang menguntungkan dan dalam posisi yang rendah. Tetapi saya perlu mengingatkan Anda bahwa wabah ini belum berakhir, Demikian seperti tertulis dalam keterangan tertulis, Selasa (26/10/2021).
Jokowi kemudian mengingatkan tren kasus positif COVID-19 di dunia yang meningkat sekitar 2%. Salah satu contohnya adalah di Eropa, di mana proporsi ini meningkat menjadi 23%. Di Amerika Selatan, naik 13%. “Ini mengingatkan kita bahwa kita harus tetap berhati-hati dan waspada, karena dunia masih menghadapi ketidakpastian. Sekali lagi, terjadi tren kenaikan kasus dunia,” imbuh Jokowi.
Jokowi mengatakan tren kenaikan kasus tersebut disebabkan tiga hal. Pertama, relaksasi yang terlalu cepat dan tidak melalui tahapan-tahapan. Kedua, protokol kesehatan yang tidak disiplin lagi, misalnya kebijakan lepas masker di sejumlah negara. Ketiga, pembelajaran tatap muka di sekolah.
“Hati-hati juga mengenai sekolah, yaitu pembelajaran tatap muka. Tiga hal ini agar kita semuanya hati-hati,” lanjut Jokowi.
Jokowi mengatakan protokol kesehatan di sekolah harus dijalankan secara disiplin dan ketat, terutama di sejumlah area, seperti kantin dan tempat parkir. Selain itu, Jokowi meminta para kepala daerah dan seluruh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) turut mengingatkan pihak sekolah.
“Kita juga perlu pengawasan lapangan. Manajemen pengawasan lapangan ini sangat diperlukan sehingga kejadian-kejadian yang ada di negara lain tidak terjadi di sini,” kata Jokowi.
“Saya berharap agar pembelajaran tatap muka terus didorong, tetapi juga percepatan vaksinasi terhadap anak-anak kita, murid-murid kita juga dipercepat. Pendidikan yang tetap berkualitas harus kita hadirkan di tengah-tengah anak didik kita,” ujar Jokowi.
Jokowi Soroti Kenaikan Kasus di Beberapa Daerah
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga meminta para kepala daerah berhati-hati terhadap kenaikan kasus COVID-19 sekecil apa pun. Jokowi kemudian menyebut sejumlah daerah yang mengalami kenaikan kasus, di antaranya di Maluku Utara tiga minggu yang lalu; di Papua Barat, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Utara dua minggu yang lalu; dan di Gorontalo, Kalimantan Barat, serta Sulawesi Tenggara pada minggu lalu.
“Meskipun kecil merangkak naik, tetap harus diwaspadai. Artinya apa? Kenaikan itu ada meskipun kecil. Oleh sebab itu, saya minta Gubernur, Pangdam, Kapolda mengingatkan kepada Bupati, Wali Kota, kepada Kapolres dan juga Dandim, Danrem agar tetap meningkatkan kewaspadaan, memperkuat tracing dan testing, dan juga tes betul-betul kontak eratnya dengan siapa,” ujar Jokowi.
“Kemudian juga ada 105 kabupaten/kota di 30 provinsi yang kasus positifnya naik. Meskipun, sekali lagi, meskipun sedikit tetapi tetap ini harus diwaspadai. Ada 105 kabupaten dan kota,” imbuhnya.
Jokowi pun mengingatkan semua pihak memaksimalkan aplikasi PeduliLindungi, terutama di mal, di tempat-tempat wisata, dan di pasar-pasar. Jokowi melihat masih ada tempat-tempat tersebut yang belum tersedia QR code PeduliLindungi tetapi tetap dibuka.
“Controlling seperti ini harus diingatkan kepada keluarga kita, tempat-tempat wisata, mal, dan lain-lainnya harus terus diwaspadai dan dikontrol,” katanya.
Selain itu, Jokowi mengingatkan para kepala daerah terus mempercepat vaksinasi. Hingga hari ini, vaksinasi COVID-19 di Indonesia telah mencapai 182 juta dosis, yaitu 54 persen dosis pertama dan 32 persen dosis kedua.
“Perlu saya ingatkan untuk daerah-daerah yang vaksinasinya masih rendah, masih di bawah 50 (persen) agar dikejar untuk bisa mencapai di atas 50 (persen) di bulan November, dan bisa mencapai di atas 70 (persen) di akhir Desember, akhir tahun, karena ini penting sekali dalam kita menjaga, melindungi rakyat kita dari terpaparnya COVID-19 dan juga yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi,” jelas Jokowi.