Jakarta – Kondisi pasokan bahan pokok di pasaran diperkirakan masih akan aman di bulan Desember 2021. Namun, ada potensi peningkatan permintaan bahan pangan seperti telur, minyak goreng, dan ayam menjelang Natal dan Tahun Baru (nataru), terutama di daerah yang merayakan Nataru.
Seperti yang disampaikan oleh Pelaksana Tugas Badan Ketahanan Pangan Kementan Sarwo Edhy pada Minggu (28/11/2021).
Menindaklanjuti Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo mengatakan, perhitungan prognosa anggaran pangan strategis hingga Desember 2021 di hampir semua pangan pokok strategis dipantau untuk dipastikan.
“Neraca beras surplus 9,3 juta ton, jagung 2,8 juta ton, bawang merah 128.000 ton, bawang putih 195.000 ton, daging sapi 121.000 ton, ayam 362.000 ton, telur ayam 241.000 ton, gula pasir 1,1 juta ton pasir dan 618.000 ton masakan. minyak,” jelasnya.
Adapun peningkatan minyak goreng, menurut Sarwo, juga dipengaruhi oleh peningkatan penerapan internasional CPO.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditas pada masa Nataru, pihaknya akan mengupayakan stabilitas pasokan dan harga pangan melalui berbagai langkah strategis, seperti memotong rantai pasokan pangan dalam Optimalisasi Pasar Mitra Pertanian (PMT) di seluruh Indonesia.
“PMT menjual pangan lebih rendah dari harga pasar karena memotong rantai pasok dengan membeli pangan langsung dari petani atau kelompok tani atau produsen pangan lainnya,” jelasnya.
Selain itu, Kementerian Pertanian akan mengintervensi distribusi bahan pangan pokok atau strategis dari daerah surplus ke daerah defisit, atau dari daerah harga murah ke daerah mahal sekitar 70 ton dari Jawa Barat ke Kepulauan Riau.
“Termasuk kami telah membantu petani kecil mandiri mengakses jagung, sekitar 1.500 ton jagung dari NTB dan Sulut yang kami bantu distribusikan di wilayah Blitar dan Kendal. Selain itu juga membantu distribusi kedelai sekitar 2.100 ton untuk pengrajin tahu dan tempe di wilayah Banten, Jabar, Jateng, dan Jatim,” sebutnya.