Jakarta – Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meminta seluruh jajaran Polri tetap bekerja dengan baik dalam menangani pandemi COVID-19, sehingga angka kasus positif di tanah air dapat dikendalikan.
”Dalam kesempatan ini saya dorong rekan-rekan terus pertahankan posisi yang diraih berbagai pencapaian dan ucapan apresiasi ke seluruh rekan-rekan ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus pertahankan,” kata Sigit dalam keterangan tertulis Divisi Humas Polri yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Sigit mengapresiasi kerja keras kepolisian dan pemangku kepentingan lainnya yang telah membantu penanganan COVID-19 sehingga angka kasus positif saat ini dapat dikendalikan.
Keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan kasus positif COVID-19 diapresiasi dunia internasional, untuk itu pihaknya berencana menggelar berbagai event seperti World Motorcycle Racing di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Indonesia Badminton Festival (IBF) di Bali.
“Saya selaku Kapolri mengucapkan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya pada seluruh personel Polri baik di mabes, polda, maupun di pulau terjauh, terpencil yang telah melaksanakan seluruh kerja kerasnya,” kata jenderal bintang empat itu.
Menurut Sigit, kerja keras yang dilakukan jajaran Polri dalam memerangi pandemi COVID-19 telah memunculkan optimisme masyarakat Indonesia dalam menghadapi beratnya pandemi COVID-19.
Padahal, berkat kerja keras bahu-membahu menanggulangi COVID19, lanjut Sigit, Indonesia ditugasi melaksanakan kegiatan G20 dan kepresidenan MotoGP di sirkuit Mandalika.
“Pencapaian dan ucapan apresiasi ke seluruh rekan-rekan ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus pertahankan penanganan COVID-19 yang terkendali,” kata Sigit.
Beberapa arahan Kapolri antara lain transformasi ke kepolisian presisi, penguasaan teknologi di era digital, serta sosialisasi dan keteladanan kepemimpinan.
Mantan Kapolri Propam itu mengatakan, setiap personel Polri harus memiliki tiga keterampilan internal, teknik, hal ini terkait dengan profesionalisme: “kepemimpinan” yang kompeten dalam perilaku unit terkecil yang lebih besar, serta keterampilan etis.
“Tanamkan nilai baik untuk dibiasakan sehingga menjadi perilaku keseharian. Itu menjadi suatu modal keutamaan tanpa kita sadar kalau ini bisa kita lakukan maka risiko untuk lakukan pelanggaran akan berkurang,” kata Sigit memaparkan.
Selain itu, pengelolaan metode transformasi Polisi Presisi harus mengedepankan model Polisi Prediktif dalam rangka mencegah dan menyelesaikan segala permasalahan sosial dan kejahatan di masyarakat. Hal ini, kata Sigit, juga mengatur tugas dengan melakukan pendekatan preemtif, preventif, dan represif.
Arahan selanjutnya menyangkut pengelolaan anggaran, karena itu Sigit meminta agar tren positif yang ada saat ini terus dipertahankan dengan tetap menjalankan misinya dengan baik dan melaporkan kepercayaan yang diberikan Negara kepada Polri.
Terakhir, mengenai keteladanan kepemimpinan, menurut Sigit, Kasatwil harus mampu memberikan pemahaman kepada anggota untuk membiasakan berbuat baik dari hal terkecil yang membiasakan perilaku positif akan selalu menjadi bagian dari mentalitas sehari-hari. Tentu saja hal ini berdampak pada individu dan organisasi.
“Tentunya harus kita biasakan lakukan hal-hal yang sifatnya berbuat baik. Mulai dari hal kecil saja, seperti misalnya kegiatan menyeberangkan anak-anak kecil, orang tua, mendorong mobil. Hal kecil seperti itu,” kata Sigit menutup arahannya.