Jakarta – Petani di kawasan Sukanegara Pangandaran sudah merasakan manfaat budidaya IP 300. Jika mereka meninggalkan lahan kosong bulan ini, mereka sekarang sudah mulai menanam padi, yang bisa dipanen tiga kali setahun.
Nana dari Dinas Pertanian Pangandaran mengatakan, teknik penanaman yang digunakan kali ini adalah ramah lingkungan. “Kebetulan biasanya tidak ditanam.” Sekarang kita tanam dengan bibit Inpari 32 dan 42. Walaupun di sini airnya banyak, tapi biasanya kosong,” kata Nana.
Meski hasil panen di areal tersebut tidak ideal, hanya 5 ton per hektare, Nana bersyukur petani mau memanfaatkan lahan bera. “Ini adalah IP 300 pertama di daerah itu,”
Baca juga : KUR Bantu Petani dalam Alsintan dan Merevitalisasi Penggilingan Padi
Penanaman di sana bertujuan untuk mengembangkan benih padi. Dengan sistem tanam jajar legowo, atur jarak tanam 20x30x40 cm sesuai dengan kebiasaan petani. Untuk produksi genteng, dikosongkan tambahan 5 ton per hektar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, tetapi tidak ada hasil. IP 300 jadi 5 ton per hektar.
Nana mengatakan hasilnya akan menjadi benih, sekitar 60% akan menjadi benih, dan sisanya akan digunakan oleh petani untuk dijual komersial atau untuk konsumsi sendiri.
Pada saat yang sama, pemerintah terus mendorong pemanfaatan areal tanam padi melalui Kementerian Pertanian, salah satunya dengan meningkatkan indeks tanam. Artinya jumlah penanaman meningkat dari hanya 2 kali tanam per tahun menjadi 3 atau 4 kali tanam per tahun. Manfaatkan potensi yang masih ada.
Suwandi, Direktur Dinas Tanaman Pangan, bahkan berkali-kali menyatakan harus ada demo site IP 400 di semua daerah. Mereka bisa menggunakan benih ultra-mature dan menculik sistem semai, dapog atau menggunakan nampan untuk menanam dan panen 4 kali setahun.Kementerian Pertanian terus berinovasi untuk memaksimalkan penggunaan lahan yang semakin terbatas. (DP)
Baca juga : Puluhan hektare padi di Deli Serdang masih bisa dipanen setelah cuaca buruk
Sumber : Pilarpertanian