mediatokotani.com – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menanggapi soal dampak anjoknya nilai tukar rupiah atau kurs terhadap harga pangan. Menurut dia, saat ini Indonesia sudah melewati kenaikan harga pangan.
“Saya kira harga pangan akan stabil,” tutur dia di Auditorium Kemendag, Jakarta Pusat, Selasa, 11 Oktober 2022.
Meski demikian, ia tak menampik sejumlah harga komoditas masih tinggi. Zulhas—sapaannya—mengatakan harga gandum dan kedelai mengalami kenaikan lantaran terpengaruh harga pesanan Juli dan Agustus 2022.
“Pesanan bulan Juli dan Agustus 2022 datangnya sekarang. Makanya harganya naik,” ujar dia.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional atau PAN memastikan, pesanan bulan ini untuk stok mendatang, harga kedelai dan gandum sudah turun. Sebab, sudah ada panen raya. Selain itu, pemerintah telah mensubsidi harga kedelai di tingkat produsen.
“Kalau kedelai, harga yang tinggi itu kita subsidi Rp 1.000 per kilogram,” katanya.
Sementara itu untuk beras, ia mengakui terjadi sedikit kenaikan harga. Namun, ia menganggap kenaikan harga beras sebagai kondisi yang wajar karena pengaruh harga gabah.
Kendati begitu ia memastikan beras yang keluar dari gudang Bulog tak akan mengalami kenaikan harga. “Tetapi beras yang Bulog dijamin harganya. Tetap harganya sama, nanti akan ada operasi pasar dan harga beras Bulog dijamin oleh pemerintah. Kecuali yang premium,” ucap dia.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika telah tembus di level Rp 15.366. Angka ini melemah hingga 0,32 persen ketimbang perdagangan hari sebelumnya yang turun di level Rp 15.318 per dolar Amerika.
Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor Bank Indonesia terakhir berada di level Rp 15.299 per US$ pada 10 Oktober 2022. Angka tersebut melemah dari kurs acuan pada pada akhir pekan lalu, 7 Oktober 2022, di level Rp 15.246 per dolar Amerika.
Baca Juga: Kementan: Pertanian Harus Diawali dari Mimpi agar Target Tercapai