mediatokotani.com – Kementerian Pertanian menyelenggarakan Annual Work Plan and Budget (AWPB) untuk Program READSI (Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative) tahun 2023 di Bogor, Kamis, 10 November 2022.
Kegiatan ini sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu fokus Kementan. “Salah satu fokus kita adalah meningkatkan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut, kita akan meningkatkan pertanian,” kata Mentan di beberapa kesempatan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi yang membuka AWPB di Bogor ini, mengatakan bahwa pengingkatan SDM untuk menghadapi berbagai tantangan. Terlebih, tanda-tanda krisis pangan semakin nyata.
“Tanda-tanda krisis saat ini sudah kita rasakan. Harga-harga bahan pangan meningkat tajam sehingga banyak sekali negara-negara yang telah mengalami inflasi sangat tinggi, bahkan mencapai rekor seperti di Turki dan Argentina,” kata Dedi.
Untuk itulah, program dan kegiatan BPPSDMP difokuskan pada penguatan kinerja penyuluh pertanian di daerah, peningkatan peran pendidikan dan pelatihan vokasi pertanian, penumbuhan kelompok usaha bersama (KUB) petani muda dan pengembangan wirausaha muda pertanian.
Seluruh program tersebut didukung oleh tiga pilar yaitu pelatihan, penyuluhan, pendidikan serta dukungan manajemen, termasuk di dalamnya dari dukungan Project READSI yang memiliki program pemberdayaan dan pembangunan bagi penerima manfaat di sasaran.
“Hari ini kita menyusun Annual Work Plan, sangat penting dalam implementasi program kita. Apalagi READSI diperpanjang hingga tahun 2024 dan IFAD memberikan apresiasi kepada kita. itu artinya harus sebaik-baiknya manfaat kesempatan ini,” tutur Dedi.
Meskipun anggaran READSI menggunakan prosedur On-Granting, tetapi hal ini bisa dikelola dengan baik dengan mempercepat proses reimbursment, agar bisa memaksimalkan target program lainnya.
“Laksanakan program READSI dengan cepat. Agar bisa memasifkan program-program pembangunan pertanian. Program READSI juga harus mendukung program pembangunan pertanian khususnya dalam mengantisipasi krisis pangan global,” kata Dedi.
AWPB dihadiri 92 orang yang terdiri dari unsur Bappeda, BPKAD, Dinas Pertanian Lokasi Program READSI serta tim NPMO program READSI. Pertemuan akan dilaksanakan selama tiga hari dengan agenda paparan materi dari IFAD dan penyusunan AWPB 2023.
Pertemuan ini mengusung dua tujuan. Pertama, untuk menyamakan persepsi dan pemahaman mekanisme penyusunan rencana kerja tahunan/AWPB provinsi dan kabupaten tahun 2023. Kedua, memfasilitasi daerah dalam penyusunan AWPB provinsi dan kabupaten tahun 2023. Ketiga, menyusun konsolidasi AWPB provinsi dan kabupaten tahun 2023 untuk mendapatkan persetujuan NOL dari IFAD.
Sedangkan output kegiatan ini yakni AWPB provinsi dan kabupaten tahun 2023, berita acara kesanggupan pengalokasian anggaran provinsi dan kabupaten tahun 2023, konsep surat dari NPMO ke PPSU dan DPMO tentang penetapan pagu alokasi program READSI provinsi dan kabupaten tahun 2023, draft Konsolidasi AWPB provinsi dan kabupaten tahun 2023, dan hasil upload melalui NOTUS.