THE SNEAKERS
Minggu, 11 Juni, 2023
  • Beranda
  • Info Tani
  • Pangan
  • Kementan
  • Media Tani
No Result
View All Result
mediatokotani.com
No Result
View All Result
Home Info Tani

Petani di Pulau Flores Ubah Lahan Tandus Menjadi Produktif

Hegi S. Al Qabid by Hegi S. Al Qabid
5 April 2023
in Info Tani
0 0
0
Petani di Pulau Flores Ubah Lahan Tandus Menjadi Produktif

mediatokotani.com – Suami-istri Seferinus We’e dan Krensensiana Nasa telah terbukti bisa meningkatkan hasil dan pendapatan panen mereka tiga setengah kali lipat. Melalui terasering dan tumpang sari, mereka berhasil mengatasi erosi tanah yang sering terjadi di Nangaroro, daerah asal mereka yang terletak di bukit terjal yang menghadap Samudera Hindia di Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, NTT.

Dengan memanfaatkan kotoran hewan dan menggunakannya sebagai pupuk organik di petak pertanian konservasi, panen jagung mereka meningkat dari dua ton per hektare menjadi tujuh ton per hektare. Dengan keberhasilan ini, mereka bisa menguliahkan dua anak tertua mereka di Jakarta.

Sebelumnya, tak terpikir bagi mereka bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang pendidikan tinggi. Semula mereka hanya petani subsisten.

Tapi kini, setelah menjadi peserta proyek pertanian konservasi yang didukung oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), dan mitra LSM, mereka bisa memanfaatkan lahan kering secara maksimal. Mereka menanam ubi jalar, kacang-kacangan, jagung, dan sayuran berdaun, seperti pok choy. “Makanan kami sekarang terjamin sepanjang tahun dan terlepas dari itu kami kini memiliki penghasilan tetap.” tambah Nasa.

Membentuk terasering di lereng yang curam memang membutuhkan kerja keras, tetapi hal tersebut tidak sia-sia. Sama halnya dengan memelihara sapi dan kambing yang kotorannya bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Mengakses Teknik untuk Mengolah Lahan yang Kurang Menguntungkan

Kepala Kementerian Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo Olivia Monika mengatakan, pada awal 2023, teknik yang telah dipromosikan di beberapa desa oleh FAO melalui mitra implementasi lokal Yayasan Mitra Tani Mandiri, mulai diutamakan. Teknik ini dapat diakses oleh semua petani yang mengolah lahan yang kurang menguntungkan.

Di Kabupaten Nagekeo ada sekitar 21 ribu petani. Sekitar 10 persen dari mereka bekerja di lahan yang kurang menguntungkan, seperti areal yang curam sehingga kurang cocok untuk pertanian. Daerah seperti Nangaroro, curah hujan yang mengalir turun di lereng menyebabkan tergerusnya tanah subur di lapisan paling atas. Sedangkan di area tanah yang datar, air hujan tidak bisa mengalir, sehingga daerah pertanian subur berubah menjadi lahan basah.

Lahan datar Amandus Buiu di Wolowae yang hanya satu hektare, sering tergenang air. Akibatnya hasil panen padinya tidak maksimal. Sawah Buiu ini memiliki kemiringan sekitar dua persen.

Ia mengatasinya dengan membuat saluran drainase kecil untuk mengarahkan kelebihan air hujan ke sungai terdekat. “Saya masih bereksperimen dengan kombinasi tanaman apa yang paling berhasil,” katanya.

Dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan di Nagekeo, yang merupakan salah satu dari lima daerah tertinggal di Indonesia. “Metode yang kami perkenalkan – dan mitra lokal kami membantu petani menerapkan –dengan melestarikan lahan dan sumber daya, sambil meningkatkan hasil panen dan pendapatan,” ujar Wayan Tambun, manajer proyek FAO Indonesia.

Penanaman Pohon untuk Meminimalkan Limpasan Air di Musim Hujan

Mereka diperkenalkan pada sistem terasering dan menggunakan tanaman pagar untuk melestarikan tanah dan air. Selain itu, mereka juga menanam pohon untuk meminimalkan limpasan air di musim hujan dan membatasi kekurangan air di musim kemarau. Kini petani telah beralih dari pertanian tebang dan bakar dan perladangan berpindah ke pertanian permanen.

“Sebelumnya, tanah kami tandus, tidak subur dan hanya bisa digunakan untuk pertanian 5-7 bulan per tahun,” kata petani Andontius Pati. Dua puluh lima tahun kemudian, kebunnya kini terdiri dari tanah terasering dan areal dengan pohon mahoni dan gmelina, yang bibit dan kayu bakarnya juga bisa Ia jual.

Kini, kata We’e, mewarisi tanah yang kurang menguntungkan bukan lagi kutukan. Dia bahkan sudah berpikir untuk melakukan perjalanan ke luar provinsi. “Dengan anak-anak kami yang sekarang ada di Jakarta, kami berharap dapat mengunjungi mereka,” kata We’e.

Baca Juga: Selama Bulan Ramadan Stok Pangan Dipastikan Aman

Tags: Lahan TandusPetaniProduktifPulau Flores
Hegi S. Al Qabid

Hegi S. Al Qabid

Related Posts

Kementan Pastikan Jelang Bulan Ramadan Pasokan Beras Nasional Aman
Info Tani

Kementan Pastikan Jelang Bulan Ramadan Pasokan Beras Nasional Aman

3 April 2023
Pemerintah Buka Keran Impor Beras 2 Juta Ton, Apa ya tujuannya?
Info Tani

Pemerintah Buka Keran Impor Beras 2 Juta Ton, Apa ya tujuannya?

30 Maret 2023
Kementan Ingatkan Sanksi Pidana untuk Pupuk yang Tidak Didaftarkan
Info Tani

Kementan Ingatkan Sanksi Pidana untuk Pupuk yang Tidak Didaftarkan

28 Maret 2023
Alpukat Asyifa Sabang Terdaftar Jadi Varietas Lokal Unggulan Kementan
Info Tani

Alpukat Asyifa Sabang Terdaftar Jadi Varietas Lokal Unggulan Kementan

27 Februari 2023
Next Post
Kementan Gelar Bazar Tani Pangan Murah Sambut Ramadhan-Idul Fitri

Kementan Gelar Bazar Tani Pangan Murah Sambut Ramadhan-Idul Fitri

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Login
Notify of
guest

guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
© Copyright MediatokotaniTeam All Rights Reserved
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Tani
  • Pangan
  • Kementan
  • Media Tani

© 2020 Indonesia - © Copyright MediatokotaniTeam All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
wpDiscuz