mediatokotani.com – Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTB mendorong petani untuk bisa memanfaatkan teknologi digital eco farming, yang mampu melakukan deteksi proses budidaya berbasis gawai atau gadget.
Kepala Kantor Perwakilan BI NTB, Heru Saptaji mengatakan untuk mendongkrak perekonomian itu ada tiga faktor utama. Pertama faktor modal, kedua faktor SDM, ketiga adalah teknologi.
“Faktor teknologi ini yang kita coba perkenalkan, terutama kepada petani di Lombok,” ujar Heru Saptaji, di Lombok Tengah, Jumat (14/4/2023).
Heru menjelaskan, seiring arah kebijakan pemerintah di sektor pertanian, yaitu harus mencoba dengan sistem pertanian yang berbasis organik yang dibarengi juga dengan penguatan teknologi di dalamnya.
“Teknologi digital eco farming ini, mampu melakukan suatu deteksi proses budi daya pertanian berbasis gadget. Jadi, seluruh petani, nanti kita jadikan petani digital,” jelasnya.
Lebih lanjut, Heru mengatakan, tidak ada salahnya untuk mulai memperkenalkan basis teknologi ini kepada petani di NTB. Terutama para petani di wilayah Desa Mas-Mas Kecamatan Batukliang Lombok Tengah.
Adanya teknologi tersebut, lanjut dia, nanti petani mampu mengetahui kapan harus mengairi sawahnya, kapan mulai tanamnya, kapan harus melakukan pemupukan, melalui sensor-sensor yang ada pada area tersebut.
“Dengan sensor yang ada itu, mampu mendeteksi tingkat unsur hara, tingkat kelembaban, tingkat cuaca dan sebagainya. Jadi akumulasikan dan teknologi itulah yang akan memberikan rekomendasi kepada para petani kita di dalam berbudidaya,” terangnya.
Untuk saat ini, tambah Heru, digital eco farming ini baru dijalankan di desa Mas-Mas, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah, yang menjadi pilot project penerapan pertanian digital.
“Sehingga nantinya dapat menjadi percontohan bagi pertanian lainnya. Pilot project ini 1 hektare, tapi kita lihat ada potensi 25 hektare dan ke depan mungkin ada sekitar 160 hektare. Kita akan mendampingi selama 3 tahun dan kita lihat mulai dari arah pertumbuhan pengembangan sampai nanti kemandiriannya,” jelasnya.
Baca Juga: Petani Perkebunan di Kaltim Disebut Paling Sejahtera, Ini Alasannya!