mediatokotani.com – Kualitas dan mutu produksi bawang merah di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat semakin meningkat berkat gencarnya bimbingan teknis budidaya dan pengelolaan OPT bawang merah. Selain meningkatkan kapasitas petani, kegiatan tersebut juga mengedepankan unsur ramah lingkungan.
Komoditas bawang merah dikenal rentan fluktuasi. Oleh karena itu, pengawalan lapang terhadap komoditas ini perlu diperhatikan. Kegiatan edukasi dan penguatan mitigasi dampak lingkungan juga tak boleh ditinggalkan seiring dengan tingginya permintaan terhadap bawang merah.
Karena itu, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto secara rutin meminta jajarannya untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program-program strategis Ditjen Hortikultura untuk mengetahui besaran manfaat yang telah diterima petani.
“Sebagaimana arahan Menteri Pertanian, selain melakukan bimbingan teknis kepada para petani, kami juga melakukan monev terhadap program-program kami di lapangan. Kami meminta kepada POPT untuk melakukan surveilence sekaligus mengecek potensi serangan hama. Pendampingan kepada para petani dilakukan secara langsung, agar apapun keluhan petani didengar dan segera dicarikan solusinya,” ujar Prihasto dalam keterangan tertulis, Minggu (2/7/2023).
Kegiatan bimbingan teknis budidaya dan pengelolaan OPT ramah lingkungan di Sumbawa telah menerapkan one access method atau akses satu pintu. Penerapan dilakukan sejak tanaman berada di lahan.
“Jadi one access method ini diterapkan untuk menghindari terjadinya penularan OPT yang terbawa oleh petani ataupun alat dan mesin pertanian yang digunakan. Poin pentingnya adalah sanitasi alat pertanian. Sanitasi bisa dilakukan dengan menggunakan bahan bahan ekonomis seperti pemutih pakaian yang dicampur air dengan perbandingan satu sachet dicampur dengan lima liter air,” ungkap Direktur Perlindungan Hortikultura Jekvy Hendra.
Ia menambahkan penyediaan teknologi dan alat modern juga termasuk upaya khusus yang dilakukan Kementerian Pertanian untuk menjaga kestabilan mutu dan produksi bersama para petani.
Selain itu, pengelolaan OPT yang mengedepankan unsur ramah lingkungan berdampak positif terhadap tanah sebagai faktor utama keberlangsungan budidaya.
“Kami mendorong penggunaan pestisida dan pupuk ramah lingkungan yang menawarkan banyak manfaat bagi tanah. Keduanya meningkatkan struktur tanah dengan memecah partikel-partikel dan membenarkan komposisi nutrisi. Pestisida ramah lingkungan memberikan perlindungan melawan hama tanaman dan penyakit tanaman. Organisme positif seperti nematoda atau entomopatogenik dapat mengontrol populasi hama berbahaya,” imbuhnya.
Jekvy menjelaskan pupuk alami mengandung nutrisi penting untuk tanaman. Nutrisi ini tidak tersedia pada pupuk kimia. Dengan demikian, penggunaan pupuk alami akan menghasilkan tanaman yang lebih kuat.
“Penggunaan pestisida dan pupuk ramah lingkungan dapat memulihkan tanah dari kerusakan ekosistem yang disebabkan pupuk atau pestisida kimia berlebihan. Selain memperbaiki struktur dan memfasilitasi perlindungan terhadap hama dan penyakit, mereka meningkatkan kualitas tanah secara keseluruhan. Ini dari pendekatan yang lebih ramah lingkungan dalam mengelola tanah dan menjadi pilihan yang lebih baik daripada penggunaan pestisida dan pupuk kimia berbahaya,” tutur Jekvy.
Baca Juga: Daftar Harga Bahan Pokok yang Naik Jelang Iduladha