mediatokotani.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar sekolah lapang iklim (SLI) tematik dalam rangka memberikan edukasi kepada para petani agar siaga menghadapi perubahan iklim.
“Program SLI tematik ini berfokus pada komunitas pesisir di wilayah Lombok Timur, khususnya pada komunitas petani tadah hujan,” kata Kepala Stasiun Klimatologi NTB Nuga Putrantijo pada acara SLI di Desa Pandan Wani, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Rabu.
BMKG Provinsi NTB sudah beberapa kali melaksanakan kegiatan SLI, dimulai pada 2011 dan berlanjut hingga sekarang. Program SLI tematik kali ini mengusung tema “Penguatan Kapasitas Iklim Pada Komunitas Daerah Tadah Hujan” dengan jumlah peserta sebanyak 75 orang, yang umumnya berasal dari Komunitas HIMASPI (Himpunan Masyarakat Siaga Perubahan Iklim) dan Tokoh Masyarakat di wilayah Jerowaru.
“Kegiatan SLI tematik ini bertujuan untuk memberikan informasi serta keterampilan dalam memanfaatkan informasi iklim yang dikeluarkan oleh BMKG,” katanya.
Melalui kegiatan ini para petani atau peserta SLI diharapkan mampu memahami dan memanfaatkan informasi cuaca dan iklim kaitannya dengan kegiatan pertanian, khususnya di wilayah pertanian tadah hujan.
Pada akhirnya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas para peserta dalam memahami dampak perubahan iklim terhadap pertanian serta melaksanakan praktik pertanian yang adaptif iklim dalam rangka membangun pertanian berkelanjutan.
“Program ini diharapkan dapat mengantisipasi petani gagal panen dampak perubahan cuaca yang terjadi,,” katanya
BMKG memiliki tugas yang cukup strategis sesuai dengan amanat Undang–undang No. 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, yang salah satunya adalah pembinaan peran serta masyarakat dalam kegiatan meteorologi klimatologi dan geofisika.
Secara rutin Stasiun Klimatologi NTB membuat informasi iklim yang dideseminasikan melalui berbagai macam media. Produk produk informasi iklim tersebut diantaranya analisa curah hujan bulanan dan dasarian, prakiraan curah hujan bulanan dan dasarian, prakiraan musim hujan dan musim kemarau, prospek iklim 10 hari ke depan, monitoring hari tanpa hujan, informasi kekeringan meteorologis, informasi ketersediaan air tanah, analisis iklim ekstrem dan lain sebagainya.
“Selain melalui berbagai media, informasi iklim dan pemahamannya juga disampaikan dalam kegiatan SLI,” katanya.