mediatokotani.com – Upaya regenerasi petani oleh Kementerian Pertanian RI telah menunjukkan hasil yang signifikan, terutama terlihat dari kinerja generasi milenial di sektor pertanian.
Sebagai contoh, Mashuda, petani milenial yang mengelola komoditas cabai di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, telah meraih sukses besar dan menjadi Duta Petani Andalan (DPA) oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP).
Mashuda, yang didukung oleh Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS), telah berhasil membawa pertanian menjadi lebih modern dan menjanjikan melalui mekanisasi dan inovasi.
Ia telah menerapkan Smart Farming dengan membangun rumah kaca sederhana dan efisien untuk pertanian cabainya.
Dalam kunjungannya ke Kebun Cabai Wonosari Farm yang dikelola oleh Mashuda, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, mengapresiasi kinerja dan capaian Mashuda dalam pengembangan pertanian.
“Saya hari ini mengunjungi Mashuda, petani milenial dengan komoditas cabai. Sudah menerapkan Smart Farming dengan rumah kaca yang sederhana. Beratap plastik dan bertiang bambu. Betul-betul sederhana tapi manfaatnya maksimal,” kata Dedi dalam siaran pers Kementan, Senin (31/7).
Dengan 1 rumah kaca luas 1000 m2 yang menampung 3000 pohon cabai, satu pohon dapat menghasilkan sekitar 5,23 kg cabai dalam satu tahun, dengan total estimasi produksi mencapai 15 ton.
Mashuda juga mendapat dukungan dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang dan Pasar Komoditas Nasional (Paskomnas). Paskomnas sebagai pengelola pasar induk terintegrasi telah memastikan penyerapan produksi cabai Mashuda, memungkinkan kestabilan pengiriman produk pertanian ke pasar, meski harga fluktuatif.
Bekerja sama dengan Paskomnas, Mashuda telah berhasil dalam usaha pertaniannya selama 12 tahun ini. Biaya pembuatan satu unit rumah kaca membutuhkan Rp150 juta dengan masa pakai lima tahun, dan biaya operasional harian sekitar Rp70.000.
Kesuksesan Mashuda ini memberikan inspirasi bagi petani milenial lainnya dalam membangun pertanian yang cerdas dan berkelanjutan, di mana teknologi dan strategi pemasaran yang tepat menjadi kunci utama.
Ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang yakin bahwa generasi milenial yang inovatif dan kreatif dapat memajukan pembangunan pertanian menjadi lebih maju, mandiri dan modern.
Baca Juga: Cegah Hama Patek pada Cabai, Kementan Gunakan Agensia Pengendali Hayati