Site icon mediatokotani.com

Kiamat Beras ‘India’, Data Pangan RI dalam Bahaya?

Jakarta, CNBC Indonesia – Deputi bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa mengatakan, stok pangan nasional aman hingga melewati akhir tahun 2023. Hal itu disampaikan mengacu pada prognosa neraca pangan terbaru.

“Ketersediaan pangan sangat cukup sampai akhir tahun, bahkan melewati akhir tahun. Sehingga kami pastikan dari sisi Badan Pangan Nasional, yang tugasnya menjaga ketersediaan, menyusun rencana prognosa pangan, bahwa ketersediaan pangan sangat cukup sampai melewati akhir tahun,” kata Ketut dalam webinar Pataka, Rabu (2/8/2023).

Ketut pun optimistis, larangan ekspor beras oleh India tak akan berpengaruh bagi stok beras di Indonesia. Sebab, kata dia, Indonesia masih bisa mengimpor dari Vietnam, Pakistan, dan negara pemasok lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dari India sedikit. Kita impor juga dari Vietnam, Pakistan, Thailand, dan sedikit dari Burma (Myanmar),” kata Ketut.

Mengutip paparan Ketut, stok beras awal tahun 2023, yang mengacu hasil survei stok beras oleh BPS dan Bapanas, tercatat sebanyak 4,06 juta ton. Dengan produksi dalam negeri, ditambah impor, pada akhir tahun diperkirakan ada stok akhir sebesar 7,681 juta ton. Dengan asumsi konsumsi nasional sebulan 2,57 juta ton.

Produksi beras tahun ini diperkirakan mencapai 31,55 juta ton. Pada Januari-Juni 2023 tercatat sudah ada realisasi impor sebanyak 1,01 juta ton dan direncanakan pada Juni-Desember 2023 akan masuk lagi 1,88 juta ton.

Tahun ini tak ada rencana ekspor beras, sehingga diperkirakan ketersediaan beras tahun 2023 mencapai 38,52 juta ton. Kebutuhan setahun diprediksi mencapai 30,84 juta ton.

Neraca tersebut memperingatkan, sejumlah komoditas pangan membutuhkan pasokan impor. Yaitu, kedelai, daging lembu, dan gula konsumsi.

Pada Januari-Juni 2023, realisasi impor untuk ketiga komoditas itu masing-masing tercatat sebanyak 1,35 juta ton, 165.699 ton, dan 293.400 ton.

Untuk Juli-Desember 2023, direncanakan akan ada impor lagi sebanyak 1,02 juta ton, 132.146 ton, dan 697.600 ton.

Sementara untuk daging dan telur ayam ras, Bapanas memproyeksikan akan ada stok di akhir tahun 2023 sebanyak 348.027 ton dan 279.492 ton. Di mana, produksi daging ayam nasional diprediksi mencapai 3,70 juta ton dan telur ayam 6,11 juta ton. Dengan tidak ada rencana impor, sementara konsumsi setahun diasumsikan sebanyak 3,50 juta ton daging ayam dan 5,88 juta ton telur ayam.

Efek El Nino

Sementara itu, Ketut mengacu prediksi BMKG yang menyebutkan fenomena El Nino akan berlangsung pada Agustus-November 2023. Yang akan memicu penurunan curah hujan di Indonesia.

“Sudah disampaikan oleh Kepala BMKG bahwa potensinya El Nino memang akan terjadi pada bulan Agustus, September, Oktober, dan November. Ini antisipasi kita, tidak ditakuti tapi diwaspadai,” katanya.

“Sebagaimana arahan Bapak Presiden dalam rangka mengantisipasi El Nino segala langkah percepatan tanam dilakukan pada saat masih ada hujan. Dan juga bu Kepala BMKG juga menyarangkan agar menyiapkan segala macam perangkap air,” ujar Ketut.

Selain itu, Ketut menegaskan kembali imbauan BMKG agar hemat air. Sebab, kekurangan air akan jadi sumber masalah utama di saat El Nino.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

El Nino Ancam Produksi Beras, Pasokan Beras Jakarta Aman?

(dce/dce)

Exit mobile version