mediatokotani.com – Sebanyak 6 warga Puncak Papua meninggal dunia beberapa hari lalu, akibat cuaca ekstrem yang melanda kawasan tersebut. Kementerian Pertanian (Kementan) merespons cepat dengan memberikan bantuan pangan sebanyak 2,3 ton berupa beras, minyak goreng, biskuit, mi instan dan buah-buahan.
“Kami sampaikan terimakasih, karena Kementan memberi bantuan terhadap masyarakat terdampak cuaca ektrem secara cepat. Ini sangat bermanfaat untuk masyarakat di tiga distrik yang terdampak, yaitu Agandugume, Lambewi dan Oneri,” ujar 8/2023) Ketua Tim Terpadu Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Puncak, Darwin Tobing, di Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Puncak, Jalan Haetubun Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Senin (7/2023.
Sementara itu, Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Papua, Martina Lestari mengatakan, bantuan pangan ini merupakan instruksi dan perintah langsung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), yang menginginkan kondisi Puncak Papua segera pulih pasca diterjang cuaca ekstrem.
Menurut Martina, semua bantuan akan segera dikirim menuju titik lokasi terdampak, yaitu Distrik Agandugume di Puncak Papua. Dia berharap, bantuan ini bisa meringankan beban masyarakat setempat dan mempercepat pemulihan dari krisis cuaca yang ada.
“Pak Menteri (SYL) langsung meminta kami bergerak membantu masyarakat yang tengah kesulitan. Semoga ini menjadi awal bangkitnya masyarakat setempat dalam menghadapi krisis cuaca ini,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Maruf Amin menegaskan bahwa meninggalnya 6 orang di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah dipastikan karena terjangkit diare. Kepastian ini sekaligus meluruskan disinformasi pejabat kemensos yang menyebut penyebab kematian akibat kelaparan.
“Bukan kelaparan, tetapi diare dan karena cuaca,” ujar Wapres usai memimpin rapat di kediamannya, Jalan Diponegoro, Jakarta, Rabu (2/8/2023).
Wapres mengatakan, memang ada cuaca ekstrem atau El Nino di wilayah puncak yang mengakibatkan pertanian terganggu, tapi dia menegaskan, masalah kematian yang menimpa 6 orang itu bukan karena kekurangan pangan alias kelaparan.
“Terjadi kekeringan di sana dan cuaca ekstrem,” katanya.
Senada, SYL juga memastikan bahwa kematian 6 jiwa warga Puncak Jaya itu karena diare. Berdasarkan penelusuranya, mereka sempat muntah pada waktu siang hari hingga 20 kali. Malamnya dehidrasi dan selanjutnya diare sebelum ditemukan meninggal dunia.
“Laporan yang saya terima di hari pertama dia muntah siangnya 10-20 kali, malamnya diare. Dehidrasi. Itu yang saya tahu,” jelasnya.
Baca Juga: Kementan Dorong Provinsi Lampung Percepat Tanam Antisipasi Dampak El Nino