Site icon mediatokotani.com

Bagaspati, Jagung Tahan Banting Varietas Baru Inovasi Rakitan Petani Blitar

mediatokotani.com – Iwan Pitono adalah profil petani muda yang tidak menyerah pada kerasnya alam. Memilih tinggal di pegunungan kars Blitar selatan, dia berhasil merakit jagung varietas baru yang diberi nama Bagaspati.

Kabupaten Blitar merupakan satu di antara daerah yang kebutuhan jagungnya tinggi. Karena wilayah ini dikenal sebagai sentra unggas ayam, baik petelur maupun pedaging. Untuk memenuhi kebutuhan stok jagung sebagai pakan unggas, peternak Blitar menggantungkan harapan dari hasil panen petani daerah lain.

Berangkat dari pemikiran itu, mantan jurnalis televisi ini memilih pensiun dan menjadi petani. Ia pun melakukan riset sederhana. Karena, varietas jagung yang ada saat ini memerlukan biaya pemeliharaan tinggi. Baik pupuk kimia maupun pestisida. Selain itu, daya adaptasi benih terhadap perubahan cuaca ekstrem kurang bagus.

“Selama tujuh tahun saya bongkar pasang rakitan gabungan varietas yang sudah ada. Beragam tes saya coba, seperti tes genangan, salinitas dan kekeringan. Dan hasilnya varietas baru ini mendekati apa yang saya harapkan. Namanya Bagaspati,” tutur pria berusia 47 tahun ini, Jumat (11/8/2023).

Bagaspati merupakan akronim dari Budidaya Jagung Sebagai Ketahanan Nabati. Benih jagung Bagaspati yang dirakit ini memiliki sejumlah keunggulan bila dibandingkan dengan benih yang lain. Seperti, ketahanan terhadap genangan hingga 40 hari, ketahanan kekurangan air, dan usia panen kurang dari 100 hari.

“Bagaspati tidak rakus pupuk kimia, tahan terhadap hama. Kalaupun ada serangan ulat tidak sampai 2 persen dan lain sebagainya. Dari hasil eksperimen, benih jagung Bagaspati itu juga bisa menghasilkan selisih hingga 6 kuintal dibanding benih lokal lain bila perawatan maksimal,” ulas warga Desa Sukorejo Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar ini.

Iwan bahkan menyarankan menggunakan pupuk organik. Tetapi bila menggunakan pupuk an-organik, jumlahnya disarankan hanya separuh dari jumlah pupuk yang diberikan terhadap benih jagung lainnya.

Benih jagung Bagaspati sudah diuji ke beberapa daerah di Jawa Timur. Selain Blitar, juga diuji di Banyuwangi, Jember, Tuban, Trenggalek, Jombang. Sedangkan di luar Jatim, diantaranya Sumatra Utara, Bali, NTB, NTT, Lampung hingga Papua.

Seperti pengakuan Ciptono, petani Tuban yang tergabung di komunitas petani jagung Indonesia ini. Melalui grup di aplikasi pesan, Ciptono mengaku bibit jagung Bagaspati tumbuh subur dengan kualitas biji jagung bagus.

“Sejak tanam sampai tumbuh jagungnya sekarang ini tidak saya pupuk apapun. Warna daun tetap hijau segar, tumbuhnya cepat dan tongkol jagungnya ada dua,” tulisnya.

Begitu juga petani Kebumen, Suyanto. Sejak mendapat kiriman benih Bagaspati, Yanto langsung menanam di tegalan milik keluarga besarnya. Yanto tidak sempat melakukan pengolahan tanah dan perawatan, karena harus merawat bapaknya yang sakit.

“Tapi tumbuhnya bagus lho. Padahal tanpa pupuk, tanpa perawatan, tanpa olah tanah. Menurut saya benihnya bagus. Nanti saya pesan lagi ke Blitar,” ungkap Yanto.

Inovasi ini menghantarkan Iwan sebagai Juara 1 Lomba Kreativitas, Inovasi dan Teknologi (Krenotek) tahun 2023. Iwan berharap, benih jagung Bagaspati bisa menjadi ikon baru di Kabupaten Blitar.

Selain itu, juga ada payung hukum yang bisa mensejahterakan masyarakat. Artinya, dengan adanya benih jagung Bagaspati ini nantinya bisa menyumbang PAD. Karena untuk pengurusan izin pengujian hingga pelepasan varietas, Iwan membutuhkan dana sekitar Rp 450 juta.

Sekjen Asosiasi STP Indonesia, Ir.Gopa Kusworo,M.Eng, adalah satu diantara dewan Juri dari BRIN yang mendatangi langsung lahan tanaman jagung Bagaspati ini di Wates. Menurut Gopa, inovasi Bagaspati ini sangat menarik. Karena termasuk dalam tujuh prioritas program ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

“Apa yang dilakukan Pak Iwan ini berkaitan dengan talenta dan sumber daya manusia. Tidak banyak petani kita, apalagi petani muda yang mau berpikir kritis dan solutif. Dengan kemampuan riset ini, Pak Iwan sebenarnya bisa kaya kalau bergabung di perusahaan. Namun dia memilih mengembangkan benih jagung Bagaspati ini di desanya dan untuk desanya,” pungkasnya.

Baca Juga: Antisipasi El Nino, Kementan Bimbing Petani Jalankan Kampung Hortikultura

Exit mobile version