Gunung Kidul – Kementerian Pertanian (Kementan) mengizinkan petani untuk memproduksi benih jagung hibrida secara insitu melalui kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) Berbasis Korporasi Petani di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Jogjakarta, mengembangkan varietas rakitan anak bangsa RK-457 dengan total seluruhnya seluas 20 ha.
Persyaratan benih untuk menanam setidaknya 80 ton benih jagung harus dipenuhi dari pembibitan 20 hektar benih jagung.
Dalam kunjungan lapangan, Takdir Muriyadi, Direktur Perbenihan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian memuji antusiasme para petani Gunung Kidul, meskipun dengan kemungkinan yang terbatas.
“Memproduksi benih jagung hibrida itu tidak mudah. Perlu dedikasi, disiplin, dan kerjasama yang baik di setiap tahapan dari petani ke petani pada setiap tahapan on farm sampai off farm,” ungkap Takdir yang juga di dampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. DIY serta Kepala Dinas Pertanian Kab. Gunung Kidul.
Takdir menghimbau petani untuk memanfaatkan peluang, termasuk kerjasama dengan mitra (PT. Twinn).
“Ikuti aturan perbenihan dan ikuti petunjuk dan pengawalan komisaris benih, mitra, dan staf pendamping,” kata Takdir.
Sementara itu, Sugeng Purwanto, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, mengapresiasi dukungan Kementerian Pertanian dalam penugasan kegiatan benih jagung hibrida di Kabupaten Gunung Kidul.
“Gunung Kidul akan sukses membuat benih jagung hibrida,” tandas Sugeng. Lebih lanjut, Sugeng menyampaikan bahwa harga jual hasil panen berupa calon benih akan berbeda dibandingkan dengan menanam jagung hibrida konsumsi biasa.
Baca Juga : Program Kementan korporasi benih jagung hibrida
“Harapan saya Gunung Kidul siap untuk secara mandiri dan berkelanjutan mempercepat ketersediaan benih dan berkontribusi meningkatkan kesejahteraan petani,” harapnya.
Menurut Tukiran, salah satu dari petani Kec. Ponjong Dalam sebuah wawancara, berkata: ”Dengan bantuan kegiatan ini, sebagai petani sangat bermanfaat, selain mendapat ilmu baru dalam membuat benih jagung hibrida, benih kami juga langsung dibeli oleh mitra tanpa harus menjemur dan dipipil, tidak perlu repot mencari pembeli setelah panen,“ ungkap Tukiran. Lebih lanjut Tukiran bercerita bahwa dari pihak mitra saat cabut bunga mendapatkan tambahan penghasilan. “Kami merasa bangga mampu membuat benih jagung hibrida sendiri yang selama ini selalu didatangkan dari luar Provinsi,” tambahnya.
Secara terpisah, Dirjen Tanaman Pangan Suwandi mengatakan, Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo (SYL) adalah lembaga ekonomi petani yang mengelola petani, meningkatkan kapasitas petani dan menopang dari hulu sampai hilir untuk memenuhi ketersediaan benih jagung hibrida.
“Kementerian Pertanian tidak hanya memberikan dukungan dalam bentuk (benih sumber, pupuk, pestisida), tetapi juga memberikan pendampingan, pelatihan dan dukungan dalam produksi benih jagung hibrida,” kata Suwandi.