Jakarta – Selasa (6/4), Kementerian Pertanian (Kementan) dan tim Ombudsman mengunjungi Kabupaten Indramayu untuk memantau panen dan penggilingan padi di Desa Mundakjaya, Kecamatan Cikedung, untuk memastikan ketersediaannya stok beras di tingkat produsen sehingga mampu memenuhi permintaan.
Kepala Keasistenan Utama III Bidang Pertanian dan Pangan Ombudsman, Triyoga Muhtar Habibi mengapresiasi Kementerian Pertanian dalam menjalankan tugasnya menjaga ketersediaan pangan.
“Terima kasih atas kinerja Kementan karena sebelumnya kita melakukan kajian terkait cadangan beras pemerintah, kemudian salah satu poin yang perlu diperhatikan adalah optimalisasi Permentan 9 Tahun 2020 tentang Kostraling”, ujar Yoga.
Menurut Yoga, untuk menjaga harga beras sesuai dengan UU Layanan Publik No 25 Tahun 2009, salah satu contoh barang publik yang perlu dikendalikan adalah beras.
“Kami bertanggung jawab menjaga harga gabah, tentu kami mendukung Kementerian Pertanian dalam konteks ini. Kementerian Pertanian telah menerima saran Ombudsman untuk selalu mendorong gabah yang diproduksi petani untuk sesuai dengan kriteria Permendag 24 Tahun 2020 dari segi kadar air, derajat sosoh patah, dll. Dengan demikian, dukungan terhadap sarana dan prasarana, serta hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan pemerintah selama ini”, kata Yoga.
Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi, yang mendampingi kunjungan Ombudsman mengatakan, sesuai arahan Menteri Pertanian, seluruh pejabat di lingkungan Kementerian Pertanian turun ke lapangan untuk memastikan ketersediaan pangan untuk Ramadan dan Idul Fitri agar persediaan terjaga dengan baik dan harga dapat diperoleh dengan harga yang baik bagi konsumen.
“Harus kami laporkan bahwa secara nasional, termasuk Jawa Barat, ketersediaan beras lebih dari cukup, bahkan lebih melimpah, dan selama 3 tahun tidak ada impor beras secara umum oleh Bulog, sehingga ketersediaan beras diyakini dapat mencukupi. menjadi cukup aman untuk beras. Kemudian, untuk pangan penting lainnya yaitu ketersediaan cabai, bawang merah, telur dan lain-lain juga terjaga dengan baik. Sekarang ini yang perlu dijaga dan diawasi sesuai arahan menteri dan itu akan kita lakukan,” kata Suwandi.
“Kita berharap di sini bersama tim Ombudsman juga akan mengecek penggilingan yang ada di sini. Kita lindungi petani dan penggilingan untuk memiliki akses KUR agar penggilingan lebih kuat dan menghasilkan beras yang lebih baik, kemudian hasil panennya bisa diserap pasar dengan baik sehingga pendapatan petani bisa terjaga dengan baik,” kata Suwandi.
Panen padi di 10.000 ha dengan varietas Inpari 32 terhitung produktivitasnya 8,4 ton/ha GKP. Indramayu saat ini menjadi sentra padi terbesar, Kabupaten ini menduduki peringkat pertama untuk hasil padi sekitar 1,3 juta ton. Potensi areal panen padi di Kabupaten Indramayu pada April 2022 seluas 61.101 hektar dengan perkiraan produksi 371.227 ton GKG.
Sementara itu, Muhaemin, petani dari Poktan Tani Mulus, mengatakan luas lahannya mencapai 278 hektar, di antaranya 100 hektar untuk benih.
“Dijual untuk konsumsi, produktivitasnya 8,4 ton per hektar jika harga benih lebih baik dari harga pasar, jika harga konsumen rendah,” katanya.
Kelompok Tani Mulus memang tidak hanya menghasilkan untuk konsumsi saja namun juga mulai berkembang untuk menjadi penagkaran benih.
“Kami berharap untuk membagi 100 hektar untuk benih dan 178 hektar untuk konsumsi karena benih ini terbukti cukup menarik dan kami berharap ini akan menjadi insentif bagi petani di sini untuk mengoptimalkan cara mereka menjadi tempat penangkaran benih.” kata Muhaemin.
Dalam hal ini, Nurul Huda selaku Camat Cikedung menyampaikan terima kasih atas perhatian Kementerian Pertanian dan mediator yang telah melakukan pengawasan di wilayah tersebut.
“Saya berharap harga gabah tetap stabil dan menguntungkan petani, terutama menjelang musim panen bulan ini,” ujarnya.
Pada kesempatan ini juga diserahkan KUR secara simbolis kepada dua orang petani Indramayu masing-masing sebesar Rp 500 juta untuk penguatan pabrik tepung RMU penggilingan.