JAKARTA, KOMPAS.com – Sektor pertanian masih mencatatkan pertumbuhan yang positif pada kuartal III-2020, ketika kinerja sebagian besar sektor ekonomi lainnya tercatat negatif di tengah pandemi Covid-19.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertanian tumbuh 2,15 persen secara tahunan (year on year/yoy), laju pertumbuhan itu melambat tipis dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 2,19 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang terkontraksi pada kuartal III-2020 dengan minus 3,49 persen. Pada sisi lapangan usaha laju ekonomi Indonesia di dominasi sektor industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan dengan porsi 64,13 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca juga: Ekonom: Indonesia Resesi, Masyarakat Diminta Tak Panik
Kendati demikian, dari kelima sektor tersebut hanya pertanian yang menunjukkan pertumbuhan positif. Sektor industri tercatat minus 4,31 persen, perdagangan minus 5,03 persen, konstruksi minus 4,52 persen dan pertambangan minus 4,28 persen.
Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori mengatakan, bertahannya kinerja positif sektor pertanian karena memang pangan terus dibutuhkan dalam kondisi ekonomi apapun. Oleh sebab itu, pandemi tak terlalu berpengaruh pada sektor ini.
“Boleh dibilang, Covid-19 relatif tidak memukul kinerja pertanian, ada pengaruh tapi kecil. Saat pandemi atau tidak, kebutuhan pangan orang enggak akan berhenti. Memang ada penurunan belanja karena daya beli turun, tapi orang kan tetap makan,” ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (6/11/2020).
Terkait laju pertumbuhan pertanian yang melambat pada kuartal III-2020, kata Khudori, hal tersebut memang sudah diperkirakan. Sebab pertumbuhan pada kuartal II-2020 terdorong adanya pergeseran puncak panen padi dari Maret ke April.
Baca juga: Indonesia Resesi, Jumlah Pengangguran Naik Jadi 9,77 Juta Orang