TABLOIDSINARTANI.COM, Bogor — Dengan dukungan riset dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menargetkan Maret 2021 lonjakan produksi pertanian terjadi, terutama permasalahan kedelai.
“Kedelai masa impor terus sih??kalau gitu, terapkan 200 hari ke depan harus muncul. Tidak ada lagi alasan, harus selesai 200 hari ke depan!,” tegas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri Rapat Kerja Nasional Balitbang Pertanian, Selasa (12/1) di Bogor yang diikuti oleh tabloidsinartani.com.
Dirinya mendorong riset di Balitbang Pertanian harus di-PAKSAKAN. Singkatan dari Planning yang benar, Atensi yang besar, Knowledge, Skill, Action, dan Komitmen Atas dasar Negeri. “Setiap profesor riset yang ada dikasih tanggung jawab daerah dan fokus gerakan disana. Rumuskan sekarang, Februari kondisikan. Maret sudah harus jalan,” harapnya.
Mentan SYL mencontohkan, jika Balitbang Pertanian hanya perlu mengambil 3 daerah yang potensial untuk pengembangan kedelai, kemudian masuk dengan inovasinya. “Tak hanya hulu, tetapi pascapanen dan olahannya. Harus sampai pada rekomendasi mekanisasi yang tepat,” tambahnya.
Untuk memasifkan hal tersebut, kerjasama dengan Gubernur dan Bupati juga harus ditingkatkan. “Tak lagi demplot kecil-kecil, tetapi luasan. Kerjasamakan dengan Gubernur dan Bupati. Hadapi 2021 ke depan, kerja hari ini mulai Januari. Litbang harus memperlihatkan langkah luar biasa (extraordinary),”pintanya.
Sementara itu, Kepala Balitbang Pertanian, Fadjry Djufry menuturkan terus melakukan perbanyakan benih kedelai, khususnya varietas unggul baru (VUB) kedelai Biosoy yang memiliki karakter biji besar dengan produktivitas mencapai 3,5 ton per hektar. Perbanyakan kedelai Biosoy dilakukan di lima provinsi, yakni Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.
Perbanyakan benih ini dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah memproduksi benih dasar atau foundation seed (FS), sementara tahap kedua adalah memproduksi benih pokok atau stock seed (SS). Dalam memproduksi benih dasar, masing-masing provinsi melalui BPTP menyiapkan lima hektar lahan dengan target produksi 6 ton benih dasar.
Balitbang Pertanian juga memberikan dukungan terhadap program peningkatan produktivitas kedelai nasional melalui VUB yang dipadukan dengan teknologi budidaya yang berkesesuaian dan bersifat spesifik lokasi.