Jakarta – Untuk bisa menghasilkan hortikultura yang bernilai cuan tinggi, tentu saja dukungan teknologi perlu diadaptasi oleh petani. Tak perlu ribet dengan robotik, tetapi salah satunya melalui pupuk NPK berteknologi nano dan proses budidaya (pertanaman) yang mampu menyehatkan tanaman.
“Untuk beragribisnis cabai, petani kita harus mulai memperbaiki Good Agriculture Procedure (GAP) budidaya cabainya. Mulai juga memperbaiki cara menyehatkan tanahnya, memperbaiki cara menyehatkan tanamannya dengan formula-formula tertentu yang pastinya lebih mudah dan murah,” ungkap Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid dalam FGD Rahasia Sukses Budidaya dan Mengolah Cabai yang diselenggarakan Tabloid Sinar Tani di Jakarta, Rabu (24/3).
Hamid menjelaskan dalam tanaman hortikultura terutama cabai dan bawang merah, penyehatan tanaman ini terdiri dari upaya menstimulasi produksi hormon tanaman guna memacu fisiologis tanaman aktif dan upaya untuk memacu enzim ketahanan terhadap penyakit.
Formula penyehatan tanaman salah satunya dengan NPK berteknologi Nano yang mampu menekan penghilangan pupuk akibat tercuci di tanah, hilang di udara dan faktor kimiawi lainnya. Sehingga, lebih efektif diserap oleh tanaman dan mampu dimanfaatkan oleh tanaman.
Abdul Hamid yang juga merupakan Presiden Direktur PT Mulia Bintang Utama ini menyatakan pihaknya sudah memiliki NPK berteknologi Nano yang diberi nama Allwin TOP dan diproduksi di India atas teknologi Idemitsu Kosan Group Japan ini masuk ke Indonesia dengan No ijin DEPTAN : P1455/DEPTAN-PPVTPP/II/2011.
Pupuk Nitrogen berbentuk heterosiklik ini tersedia dan siap serap dengan menginduksi luas pertumbuhan akar, menyerap semua tersedia mineral dalam tanah, meningkatkan jumlah anakan/cabang, meningkatkan kandungan klorofil, meningkatkan pembentukan tumbuh jaringan dan terjamin yield meningkat hingga 15-25%.
Untuk sayuran 2gram Pupuk NPK berteknologi Nano ini dapat dicampur air sebanyak 1 liter dan disemprotkan pada target tanaman. Pertama interval semprot harus diberikan untuk 15-20 hari setelah tanam/tanam. Sedangkan interval dari pertama semprot semprot lain pada 25 hari.
Hamid menyebutkan beberapa contoh keberhasilan NPK berteknologi nano yang telah diujicobakan pada petani bawang merang di Tanggamus Lampung yang mampu meningkatkan produksi meningkat lebih dari 20 persen dan tampilan umbi bawang merah yang lebih besar daripada biasanya. “Tahun 2017 juga pernah dilakukan ujicoba di Argapura, Majalengka dengan perlakukan penggunaan Allwin TOP bisa menghasilkan kenaikan produksi mencapai 44 persen,” tambahnya.
Untuk pertanaman cabai, di Magelang terjadi peningkatan produksi mencapai 39 persen dari biasanya. “Dengan Allwin TOP, dari 18 bedeng didapatkan 97 kg. Dibandingkan dengan tanpa Allwin hanya 73 kg,” tuturnya. Bahkan dengan modal tidak sampai Rp 25 juta, sudah didapatkan 4000 batang tanaman cabai dengan hasil yang memuaskan karena dihargai mahal dan produktivitas meningkat sampai 400 persen.
sumber : TABLOIDSINARTANI.COM