Foto : Panen Perdana oleh Jajaran Forkopimda Kota Bima, Kementerian Pertanian dan Petani Sorgum Se Kota Bima, Nusa Tenggara Barat.
Pilarpertanian – Sebagai salah satu komoditas pangan lokal yang strategis, Sorgum juga ternyata memiliki nilai ekonomis mulai dari biji sampai batangnya bernilai tinggi. Peluang tersebut ditangkap oleh petani kota tersebut dengan memulai pertanaman secara spot-spot di Kota Bima dan Kabupaten Bima sejak tahun 2019. Awal mula menanam petani asal Kota Bima mendapat bantuan benih 10 Kg dari Kementerian Pertanian (Kementan) kemudian berkembang menjadi penangkar benih yang handal di provinsi Nusa Tenggara Barat bahkan juga sampai memasok benih ke Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur.
Hasilnya, pada hari Sabtu (10/4) dilaksanakan panen perdana bersama jajaran forkopimda kota Bima, Kementan serta petani sorgum se kota Bima yang dipusatkan di kelompok Tani Jujur kelurahan Jatibaru Timur Kecamatan Asakota. Syamsudin, Asisten Daerah III yang mewakili walikota menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Distan yang bekerja sama dengan Ditjen Tanaman Pangan dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berhasil mengembangkan tanaman sorgum di Kota Bima.
Syamsudin menyebut luas lahan pertanian di kota Bima sangat terbatas, luas sawah hanya sebesar 2,384 ha dengan tegalan dan ladang seluas 7.196 ha. Dengan keterbatasan lahan tersebut, Pemkot Bima bertekat dan mendorong petani untuk bisa memproduksi komoditi pertanian yang memiliki nilai lebih dan tanaman sorgum ini adalah salah satunya, “Kami berkeinginan kota ini bisa jadi penghasil utama sumber benih sorgum di Provinsi Nusa Tenggara Barat,” ujarnya. Adapun saat ini wilayahnya sudah mampu memproduksi benih sorgum Label Biru dengan provitas rata-rata sebesar 6,3 ton per ha.
Luas panen perdana sekitar 14 ha milik Kelompok Tani Jujur tersebut ditanam pada akhir tahun 2020 dengan perkiraan produktivitas berkisar 4,5-5 ton per ha. Mengingat tanaman ini memiliki ketahanan di atas rata-rata dibandingkan tanaman pangan lainnya dengan kondisi lahan yang kering. Sehingga sorgum cocok untuk mengefektifkan lahan kering di Kota Bima.
Idrus, Ketua Poktan Jujur merasa bersyukur atas bantuan dari Kementerian Pertanian berupa benih dan pupuk sehingga dapat bertanam sorgum dengan baik. Ia ingin hasil panen perdana sorgum dapat ditampung dan dijamin harganya sehingga kebelangsungan petani untuk bertanam sorgum akan lebih semangat lagi. “Saya itu baru pertama kali mencoba menanam sorgum karena dari segi perawatan lebih mudah dan tanaman sorgum lebih tahan terhadap kondisi tanah kering. Karena ini lahannya kurang air, sorgum ini kuat tahan panas. Sebelumnya lahan ini ditanami jagung. Dibandingkan keduanya, proses perawatan sorgum lebih mudah,” tutupnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTB Muhammad Riadi, yang hadir pada kesempatan tersebut juga mengapresiasi kegigihan petani sorgum sehingga bisa tumbuh dengan baik. Tanaman Sorgum ini punya banyak kelebihan kalau dibandingkan dengan komoditas lainnya, diantaranya bisa tumbuh di daerah marginal dan kering, produktivitasnya tinggi, lalu inputnya lebih sedikit dan tahan penyakit,” sebutnya.
Kementerian Pertanian telah meluncurkan program bantuan benih pangan alternatif. Salah satu pangan alternatif itu adalah tanaman sorgum. Sorgum adalah salah satu tanaman yang kita alokasikan bantuan benih, karena tanaman ini banyak manfaatnya,” tutur Suwandi selaku Dirjen Tanaman Pangan saat diwawancara terpisah. Menurutnya sorgum sangat potensial. Sebab masa tanamnya hampir sama dengan padi yakni tiga bulan. Namun keunggulan sorgum dibanding padi adalah bisa ditanam di lahan kering layaknya jagung. Jika dibandingkan dengan jagung, sorgum juga lebih unggul karena biayanya lebih murah. Sebab satu kali masa tanam sorgum, bisa tiga kali panen. “Jadi seperti tebu, dari bonggolnya bisa muncul lagi,” jelasnya panjang lebar.
Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk selalu mengawal berjalannya segala sesuatu yang menunjang proses produksi pertanian terlebih di masa pandemi yang belum kunjung berakhir ini.
Luas pertanaman sorgum di Provinsi NTB saat ini ada sekitar 660 Ha dengan rincian Kabupaten Bima seluas 250 Ha, Kota Bima seluas 250 Ha, Kabupaten Sumbawa seluas 150 ha dan Kabupaten Sumbawa Barat 10 Ha. Pada tahun 2020 Kota Bima mendapat alokasi Bantuan berupa benih Pupuk seluas 250 ha yang tersebar di 95 kelompok tani di 4 Kecamatan. Pertanaman dilakukan pada Desember 2020 dan saat ini sebagian besar sudah memasuki usia untuk panen.(BB)