TABLOIDSINARTANI.COM, Pulang Pisau—-Berbagai usaha telah diupayakan petani agar dapat meningkatkan produksi. Salah satu yang diterapkan petani Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah adalah menggunakan pupuk hayati.
Senyum nampak dari wajah Mujiono (60) petani Desa Belanti Siam. Dirinya kini lebih optimis berusaha tani. Meski baru pertama kali mengaplikasikan pada tanaman padi, dengan menggunakan pupuk hayati Agrimeth ternyata ampuh meningkatkan hasil pertanaman padi.
“Saya sangat yakin dengan menggunakan pupuk Agrimeth hasil produksi padi akan meningkat,” ujarnya. Alasannya dilihat dari keunggulan dan manfaatnya sangat baik bagi tanaman padi, terutama pada masa pembibitan.
Selain menjadi petani, Mujiono juga di kenal sebagai tokoh masyarakat di desanya. Dengan modal pengalaman yang cukup lama, petani penangkar padi ini berkeinginan menggunakan pupuk hayati Agrimeth dengan luas lahan 2 ha. Benih padi yang digunakan adalah varietas Inpari 43 yang sebelum ditanam menggunakan larikan atabela.
Penyubur tanaman itu merupakan hasil inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Agrimeth adalah pupuk hayati yang fungsinya meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman pangan (padi/kedelai), hortikultura (cabai/sayuran), dan perkebunan (tebu).
Pupuk mikrobiologis atau biofertilizer atau pupuk hayati adalah pupuk yang mengandung mikroorganisme hidup. Karena itu, ketika diterapkan pada benih, permukaan tanaman atau tanah akan mendiami rizosfer atau bagian dalam dari tanaman dan mendorong pertumbuhan dengan meningkatkan pasokan nutrisi utama dari tanaman.
Dewi Ratnasari (Penyuluh BPTP Kalteng) mengatakan, keunggulan dari pupuk hayati Agrimeth ini adalah memiliki aktivitas enzimatik dan fitohormon yang berpengaruh positif terhadap pengambilan hara makro dan mikro tanah. Selain itu pupuk Agrimeth juga mengandung bakteri penambat nitrogen simbiotik, nonsimbiotik, bakteri pelarut P, dan bakteri penghasil fitohormon.
Keunggulan lain pupuk hayati ini dapat memacu pertumbuhan, pembungaan, pemasakan biji, pematahan dormansi, meningkatkan vigor dan viabilitas benih, efisiensi penggunaan pupuk NPK anorganik dan produktivitas tanaman. Penggunaan pupuk Agrimeth pada tanaman pangan dan tanaman hortikultura dapat mengurangi penggunaan pupuk NPK hingga 50 persen.
Manfaat lainnya dapat menghemat biaya produksi, meningkatkan produktivitas tanaman sebesar 20 – 50 persen, memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah. “Pupuk ini juga dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan mikroba pathogen, menjamin kesuburan tanah pertanian tetap terjaga, aman digunakan dan bersahabat dengan lingkungan,” tutur Dewi.
Aplikasi Agrimeth
Dewi Ratnasari menambahkan, aplikasi Agrimeth pada tanaman padi dilakukan sebelum jam 08.00 pagi atau sore hari pukul 15.00-17.00 dan saat tidak hujan. Pupuk ini hanya diaplikasikan sekali, yakni saat benih akan disemai.
Cara perlakuan benih (seed treatment) yakni, benih yang telah tercampur pupuk hayati segera disemai. Upayakan tidak ditunda lebih dari tiga jam, dan tidak terkena paparan sinar matahari agar tidak mematikan mikroba yang telah melekat pada benih. “Nah, sisa pupuk hayati disebarkan di lahan persemaian,” ujarnya.
Krisyetno S.P, calon penyuluh pertanian BPTP Kalteng menambahkan, cara menggunaan pupuk hayati Agrimenth cukup mudah. Rendam benih dengan air di dalam baskom, setelah itu pisahkan antara benih hampa dengan benih bernas, lalu tiriskan.
Kemudian campurkan dengan pupuk agrimenth sebanyak 10 bungkus untuk 35 kg benih padi. Lalu diperam dalam karung di ruang yang teduh selama 24 jam. “Setelah itu benih harus segera ditanam di lahan persawahan,” saran Krisyetno.
Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam berbagai kesmepatan mengatakan, inovasi dibutuhkan di sektor pertanian. “Ilmu terus berkembang, teknologi semakin maju. Pertanian kita pun sudah masuk dalam era 4.0. Artinya, inovasi dan teknologi harus juga diterapkan dalam pertanian. Karena inovasi ini yang bisa membantu kita untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” katanya.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi juga mengatakan, pemupukan berimbang merupakan kata kunci untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitas. Pupuk hayati merupakan solusi dari pengurangan penggunaan pupuk kimia serta merupakan langkah pemupukan berimbang.
Menurutnya, pupuk hayati bisa menjadi solusi dan inovasi dalam mengurangi kebutuhan pupuk kimia. Apalagi, pupuk subsidi tidak akan mencukupi semua kebutuhan yang diinginkan.
“Pupuk subsidi tidak akan pernah memenuhi 100 persen kebutuhan lahan pertanian akan pupuk. Karena itu, solusinya adalah bagaimana mengurangi kebutuhan pupuk kimia dan meningkatkan efesiensi pupuk kimia. Bagaimana caranya? yaitu dengan pupuk hayati,” jelas Dedi.
Reporter : Dewi R/Krisyetno (BPTP Kalteng)