UNGARAN – Satu jam setelah dibuka, komoditi beras petani lokal yang tersedia di gerai Pasar Mitra Tani Kabupaten Semarang habis terjual sebanyak dua ton. Pernyataan itu disampaikan Bupati Semarang, Ngesti Nugraha ketika meresmikan Pasar Mitra Tani yang digelar di halaman Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan, Jumat (16/4) pagi.
Hal itu menurut Bupati Ngesti Nugraha, membuktikan bahwa antusiasme atau minat masyarakat dalam membeli produk hasil petani di Kabupaten Semarang tinggi.
“Yang ada (dijual-Red) di sini minimal harganya seperti yang dijual di grosir. Prinsipnya, produk lokal harus dibangkitkan penjualannya agar ekonomi masyarakat cepat pulih,” katanya.
Ke depannya, pihaknya berharap Pasar Mitra Tani tidak sebatas digelar di satu tempat saja. Ketika diadakan di beberapa tempat dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, Bupati Ngesti Nugraha optimistis akan semakin banyak masyarakat termasuk para petani yang terbantu.
“Jangan sampai niatnya kita bagus, tetapi menimbulkan kerumunan baru. Sehingga bagaimana perlu diatur jangan sampai berdampak pada penyebaran Covid-19 di Kabupaten Semarang,” tegas dia.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang, Wigati Sunu menjabarkan, setidaknya ada 13 gerai atau stan yang didirikan untuk mengakomidir kelompok petani dan perwakilan UMKM. Program Pasar Mitra Tani menurutnya, implementasi dari visi misi Bupati dan Wakil Bupati Semarang yaitu “BERDIKARI” (Bersatu, Berdaulat, Berkepribadian, Sejahtera, dan Mandiri). Sejalan dengan itu, dirinya menyebutkan potensi industri, pertanian, dan pariwisata atau INTANPARI di Bumi Serasi juga patut diacungi jempol.
“Kami sangat mendukung Program Bupati Semarang khususnya dalam rangka percepatan dan memfasilitasi petani untuk memasarkan produknya. Yang jelas, antusiasme masyarakat sangat tinggi setelah informasi kami unggah di media sosial,” jabarnya.
Untuk sementara, lanjut dia, Program Pasar Mitra Tani diagendakan digelar setiap dua pekan sekali. Tepatnya pada minggu pertama dan minggu ketiga setiap bulannya.
“Kalau di tempat ini kurang mewadai, kita bisa alokasikan di tempat lain. Yang harapannya bisa mengundang masyarakat umum secara luas dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat,” tutur Wigati Sunu.
sumber : suaramerdeka.com