Pilarpertanian – Kabupaten Sumenep adalah salah satu sentra produksi pangan di provinsi Jawa Timur. Didukung penuh oleh pimpinan daerahnya, Kabupaten di ujung timur Pulau Madura ini memiliki potensi luar biasa untuk terus mengembangkan komoditas seperti jagung dan kedelai, disamping padi.
“Kami sangat ingin mendorong pertanian di Sumenep ini makin maju, oleh sebab itu kami kesini ingin menyampaikan ke Kementan bahwa potensi di Sumenep untuk pertanian itu besar, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan,” ujar Wakil Bupati Sumenep, Dewi Khalifah saat berkunjung ke kantor Ditjen Tanaman Pangan Kementan di Jakarta hari Selasa (27/4).
Kabupaten Sumenep memiliki potensi besar dalam sektor pertanian seperti padi atau beras. Pasalnya, hasil produksi beras di Sumenep cukup melimpah. Hal itu ditopang oleh luas lahan lahan sawah mencapai 25.686 ha dan 117.341 ha pada lahan tegal. Dan 65 persen masyarakat Sumenep bermata pencaharian sebagai petani. Produksi padi tahun 2020 tercatat sebesar 214.686,56 ton dan mencapai surplus 28.300,27 ton.
Wabup Dewi juga menyebut tahun ini berencana membangun rumah produksi pangan untuk memproduksi beras premium yang sudah langsung dikemas untuk bantuan pangan non tunai. Tujuannya agar tidak perlu mendatangkan beras dari luar daerah. “Rencana pembangunan rumah produksi pangan tersebut akan dilakukan di kepulauan Kangean, tepatnya di Kecamatan Arjasa. Sebab, disana sumber produksi lebih bagus. Yakni terdapat sekitar 60 ribu ton per tahun di tahun 2020,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Dewi juga menyampaikan para petani di Sumenep masih semangat gigih berjuang menyediakan pangan supaya ketahanan pangan tetap dalam dalam kondisi stabil. Ia ingin ada dukungan dari pemerintah Pusat untuk mendorong pertanian di wilayahnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Dispertahortibun) Sumenep, Arif Firmanto menyampaikan bahwa banyak sekali potensi yang masih bisa dikembangkan di wilayahnya. “Ada potensi sekitar 200 ribu hektar yang bisa dimanfaatkan untuk tanam jagung dalam setahun, apalagi di Madura ini ada pulau-pulau kecil, mungkin kalau dihitung bisa sampai 7 ribu hektar lahan disana yang bisa dimanfaatkan untuk tanam komoditas pangan.
Arif menyebut, untuk peningkatan produksi ia berencana menerapkan tumpang sisip jagung dan kedelai. “Jadi sebelum jagungnya panen langsung kita akan sisipin kedelai,” ujarnya. Meskipun luasan lahan kedelai disana belum begitu banyak namun provitasnya sudah cukup tinggi sekitar 1,57 ton per hektar. Itulah yang menjadikan ia semangat akan mengembangkan kedelai di wilayah tersebut.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi sangat mengapresiasi apa yang menjadi keinginan Kabupaten Sumenep. “Kami tentunya selalu mendukung upaya pemerintah daerah untuk mengembangkan dan meningkatkan produksi pangan. Itu sangat penting, komitmen pemimpin menjadi bagian utama keberhasilan program,” jelasnya.
Menurutnya, ada beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan melihat potensi yang ada seperti dengan pengembangan Perluasan areal Tanam Baru, peningkatan indeks pertanaman maupun penangkaran benih. “Semua pasti kita dukung sepanjang daerah juga berkomitmen mencapai target produksi. Bantuan dari Kementan dari sarana prasarana produksinya, selanjutnya supaya Ibu Wakil Bupati mendorong petani mengakses KUR. Supaya bisa memperluas kapasitas usahanya,” sebut Suwandi.(ND)