KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Desa Jatisari, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung.
RJIT dilakukan untuk meningkatkan indeks pertanaman dan menggenjot provitas pertanian para petani di daerah tersebut.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa RJIT bertujuan untuk memperbaiki jaringan irigasi yang rusak agar air mengalir maksimal ke lahan pertanian. Ketika lahan pertanian memperoleh cukup pengairan, hasil tani pun akan meningkat.
“Harapannya, dengan dikerjakannya RJIT harus ada peningkatan produksi, karena (suplai) air mampu memenuhi kebutuhan lahan,” ujar Syahrul dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (27/9/2020).
Kegiatan RJIT dilakukan oleh Kementan melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP).
Lebih lanjut, Dirjen PSP Kementerian Pertanian Sarwo Edhy menjelaskan bahwa RJIT dapat meningkatkan lahan tanam sehingga bisa meningkatkan kuantitas komoditas di sektor pertanian. Hal ini karena RJIT tidak sebatas memperbaiki saluran irigasi saja.
Oleh sebab itu luas sawah yang mendapatkan air dari saluran irigasi seperti parit atau selokan (sawah oncoran) akan bertambah.
“Aliran irigasi yang sampai ke lahan pertanian juga dimaksimalkan sehingga luas lahan tanam juga bisa bertambah. Imbasnya tentu pada peningkatan kuantitas produksi,” kata Sarwo Edhy.
Kegiatan RJIT di Desa Jatisari, Kecamatan Bandung, dilakukan Dirjen PSP Kementan bersama dengan kelompok Petani Mekarsari 1 yang diketuai oleh Hanhan Siharani.
Hanhan menyampaikan optimisme akan hasil yang diperoleh dari kegiatan RJIT di desanya. Menurut perhitungannya penambahan luas sawah yang memperoleh aliran air diperkirakan bisa mencapai 50 hektare (ha) dari yang sebelumnya hanya 5 ha.
Bertambahnya luas sawah yang teraliri air akan berdampak pada peningkatan indeks pertanaman. Jika sebelumnya petani hanya dapat menanam dua kali, kini petani dapat menanam tiga kali dalam setahun.
“Dampaknya tentu pada provitas yang juga meningkat. Jika sebelumnya provitas yang dihasilkan sebesar 5 ton, dengan RJIT, bisa meningkat menjadi 6 ton,” ujar Hanhan.