Site icon mediatokotani.com

Ekspor Langsung Via Udara ke Jepang Periode Januari Capai 65,5 Ton

Pesawat Cargo Garuda Indonesia seri A330-200 dengan nomor penerbangan GA 8800. (Foto ist)

Manado, BeritaManado.com — Direct call ekspor udara adalah ekspor langsung melalui Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado ke luar negeri tanpa transit di dalam negeri.

Penerbangan ini bersifat langsung/direct dari bandara internasional Sam Ratulangi Manado menuju Narita, Jepang.

Direct call ekspor ke Jepang via udara pertama kali dilakukan pada 23/09/2020 dengan membawa muatan 12,12 ton.

Sebelumnya ekspor komoditas Sulawesi Utara masih melalui pelabuhan udara di Jakarta atau Surabaya padahal negara yang menjadi tujuan ekspor adalah Jepang yang secara geografis lebih dekat Manado dibanding dari Jakarta/Surabaya sehingga tidak efisien dan menyebabkan tingginya biaya logistik.

Biaya logistik yang tinggi menyebabkan harga produk di pasar luar negeri menjadi mahal dan sulit bersaing dengan produk lainnya.

Selain itu lamanya waktu perjalanan dan adanya kegiatan transit sekitar 24-30 jam menyebabkan barang ekspor ke Jepang membuat kualitas barang turun, apalagi komoditas perikanan yang butuh kondisi segar.

Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Utara, Cerah Bangun, mengatakan dibutuhkan strategi dan terobosan untuk mengatasi tingginya biaya logistik pengiriman barang ekspor dari Manado ke Jepang.

Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara bersama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan instansi terkait beserta stakeholder, berkolaborasi dan akhirnya terwujud direct call/ ekspor langsung via udara dari Manado ke Jepang.

Sejak dilakukan direct call ekspor via udara ini banyak keuntungan yang diperoleh antara lain biaya logistik menjadi rendah.

Penghematan biaya pengiriman ini mencapai 50% dibanding jika harus transit di Jakarta/Surabaya.

Selain itu kualitas komoditas perikanan juga terjaga kesegarannya karena waktu tempuh yang singkat hanya 5-6 jam.

“Direct call ekspor ini juga turut membantu Pemulihan Ekonomi Nasional khususnya dimasa pandemi Covid-19 ini,” ungkap Cerah.

Data Direct Call Ekspor Udara Periode Januari tahun 2021

  1. Flight I 06/01/2021, Tonase 31.571,00 kg, Devisa (USD) 63,494.95
  2. Flight II 13/01/2021, Tonase 5.672,70 kg, Devisa (USD) 49,687.17
  3. Flight III 20/01/2021, Tonase 16.351 kg, Devisa (USD) 50 67,907.25
  4. Flight IV 27/01/2021, Tonase 11.917,30 kg, Devisa (USD) 51,616.65

Jumlah: Tonase 65.512,50 kg, Devisa (USD) 232,706.02

Kepala Kantor Bea Cukai Manado, M.Anshar mengatakan diperoleh gambaran selama Januari 2021 volume ekspor mencapai 65,5 Ton dan devisa yang diperoleh mencapai USD 232,706.02.

“Jumlah tonase tiap produk yang diekspor setiap pekan berbeda-beda. Paling banyak pada 06/01/2021 yang mencapai 31,5 Ton,” ujar Anshar.

Komoditas yang diekspor antara lain hasil perikanan berupa ikan tuna dan produk pertanian berupa rempah–rempah seperti lengkuas, sereh, bawang merah.

Diperlukan langkah untuk menjaga konsistensi muatan ekspor agar senantiasa berkesinambungan, oleh sebab itu Bea Cukai senantiasa memberikan asistensi kepada eksportir dan sinergi bersama dengan instansi terkait sehingga mampu meningkatkan volume ekspor.

“Diharapkan dengan kontinuitas ekspor langsung ini mampu membentuk interkoneksi wilayah dan menjadikan Bandara Sam Ratulangi Manado sebagai superhub Indonesia Bagian Timur,” pungkas Cerah.

Penerbangan ekspor langsung diangkut dengan pesawat cargo Garuda Indonesia seri A330-200 dengan nomor penerbangan GA 8800 dilakukan setiap Rabu malam dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado dan tiba di Bandara Narita, Jepang pada Kamis pagi.

(***/BennyManoppo)

Exit mobile version