Site icon mediatokotani.com

Langkah Kementan Jaga Stabilitas Stok Cabai di Pasar

Cabai. (ilustrasi).

mediatokotani.com – Curah hujan pada April-Mei 2022 cenderung lebih tinggi dibandingkan April-Mei 2021, yaitu 194,8 mm pada April 2021 dan 215,6 mm pada April 2022. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap produksi pertanian, termasuk cabai yang hasil dan produktivitasnya sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca.

Kementerian Pertanian melalui Ditjen Hortikultura telah melakukan beberapa langkah antisipasi menghadapi kondisi cuaca saat ini untuk menjaga pasokan berbagai jenis cabai di pasaran.

Diantaranya bantuan fasilitasi distribusi dari areal yang tersisa, Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menggunakan pestisida hayati dan nabati, fasilitasi dan distribusi sarana produksi, dan percepatan penanaman di areal cabai seluas 3.350 hektar pada akhir semester pertama.

“Bapak Menteri Pertanian SYL meminta untuk melakukan langkah cepat dengan realisasi bantuan-bantuan hortikultura di kawasan cabai, seperti yang saat ini dilakukan di Sumedang,” kata Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu, 11 Juni 2022.

Prihasto menambahkan, selain bantuan yang cukup besar, 1.000 hektare bibit cabai juga diberikan untuk menjaga kestabilan pasokan berbagai cabai di pasar. Tujuannya untuk mendorong produktivitas cabai.

“Mudah-mudahan dalam dua atau tiga bulan ke depan, semuanya akan kembali normal. Kami memeriksa sistem peringatan dini dan segalanya mulai stabil lagi pada Juli dan Agustus karena saat ini seperti yang kita semua tahu, curah hujan cukup tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, Prihasto juga melakukan kegiatan Gerdal OPT di Desa Sukawangi, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, sedangkan UPTD BPTPH berpartisipasi di 12 provinsi dan 15 kabupaten/kota di Indonesia secara bersamaan.

Baca Juga : Hindari Krisis Pangan Global, Kementan Lakukan Diversifikasi Pangan

Pengendalian hama serentak ini dilakukan dengan menggunakan agens hayati dan pestisida nabati, dari serangan hama cabai diperkirakan terjadi pada musim hujan.

Ia melanjutkan, ke depan produk hortikultura tidak hanya mengutamakan kuantitas, tetapi juga kualitas. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitasnya adalah dengan mengurangi penggunaan pestisida kimia.

“Kalau kita bisa menggunakan yang ramah lingkungan, kenapa tidak? Agar generasi penerus kita tidak terpapar residu pestisida yang berbahaya bagi kesehatan,” ujarnya.

Menurut data Early Warning System (EWS), pasokan berbagai jenis cabai, yakni cabai merah, cabai hijau, cabai merah keriting, dan cabai besar masih surplus pada Juni-Juli untuk memenuhi permintaan nasional, terutama dalam menjelang Idul Adha mendatang.

Hasil EWS menunjukkan total produksi cabai besar nasional pada bulan Juni sebesar 78.040 ton, sedangkan kebutuhan diperkirakan sebesar 76.317 ton, sehingga neraca cabai besar surplus 1.723 ton. Untuk cabai rawit, produksi Juni sebanyak 73.562 ton, kebutuhan 72.159 ton, dan surplus 1.403 ton cabai.

Pada Juli, total produksi cabai besar diperkirakan mencapai 99.949 ton, dan total produksi cabai rawit mencapai 209.673 ton. Dari segi kebutuhan sendiri, cabai besar diperkirakan 97.731 ton dan cabai rawit diperkirakan 87.308 ton, sehingga neraca cabai besar akan surplus 2.218 ton dan neraca cabai rawit surplus sebesar 22.365 ton.

Baca Juga : Harga Cabai Meroket, Dampak Cuaca Buruk

Produksi cabai besar dipastikan mencapai 98.561 ton pada Agustus, dan produksi cabai rawit mencapai 120.536 ton, kata Prihasto. Dengan adanya permintaan cabai besar sekitar 78.861 ton dan cabai rawit sekitar 74.564 ton, maka diperkirakan surplus 19.701 ton cabai besar dan 45.972 ton cabai rawit.

Prihasto menambahkan, pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah untuk membantu mobilisasi distribusi barang dari daerah overproduksi. Pembinaan pasca panen juga diberikan untuk produk olahan kering.

“Saat harga cabai kering relatif naik, produk cabai kering olahan ini diharapkan bisa menjadi substitusi,” kata Prihasto.

Pasar Mitra Tani/Toko Tani Indonesia Center (PMT/TTIC) juga telah ditunjuk sebagai distributor dan agen pemasaran bagi konsumen perkotaan untuk menjual aneka cabai dengan harga terjangkau.

PMT/TTIC juga memiliki unit pasar di seluruh provinsi di Indonesia dan terus mengadakan pasar murah secara bersama-sama setiap minggunya.

Exit mobile version