Lampung – Menghadapi tantangan pemenuhan target produksi pangan 2022, Kementerian Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung serta Dinas Pertanian se- Kabupaten/Kota Provinsi Lampung menggelar rapat koordinasi percepatan penanaman (Kamis, 13/01/22) mengidentifikasi langkah-langkah umum untuk mencapai target produksi tahun 2022.
Dalam rapat mediasi virtual tersebut, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan beberapa poin penting pada acara pembukaan rapat mediasi tersebut. “Ambil tindakan segera untuk mempercepat penanaman, mengantisipasi dan mengurangi kondisi iklim ekstrem, dan berupaya mencapai indeks penyemaian IP400. Sehingga diharapkan produktivitas dapat meningkat secara nasional, khususnya di Provinsi Lampung,” kata Suwandi.
Hal tersebut juga diamini oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Kusnardi. “Seperti yang dikatakan Sekjen, semua pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Lampung harus berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian.” ujar Kusnardi.
Penanggung jawab percepatan tanam provinsi Lampung dari Kementerian Pertanian yang juga Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kementan Makmun dalam rapat koordinasi tersebut turut menyampaikan target-target percepatan tanam yang harus dicapai seluruh jajaran terkait di provinsi Lampung. “Target luas tanam padi untuk tiga bulan ke depan (Januari s.d Maret) di provinsi Lampung diharapkan mampu mencapai 172.066 Ha, target luas tanam jagung 114.134 Ha, dan kedelai mencapai 301 Ha”, ungkap Makmun.
Pada saat yang sama, Lilik Retnowati, koordinator data Kelembagaan POPT, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, mengingatkan bahwa perhatian dan langkah-langkah strategis harus diambil untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut. Menghilangkan potensi ancaman terhadap proses produksi, seperti iklim ekstrim dan serangan organisme dan gangguan tanaman.
“Banyak tindakan untuk mengantisipasi kejadian iklim ekstrem termasuk pemetaan wilayah rawan banjir, early warning system (pemantauan rutin info BMKG), pompanisasi in-out dari sawah, rehab jaringan irigasi tersier/kwarter, gunakan benih tahan genangan (Inpari 29, Inpari 30, Ciherang), dan asuransi usaha tani padi”, jelas Lilik.
“Selain kondisi iklim yang ekstrim, serangan hama tanaman (OPT) juga dapat mengganggu keberhasilan pencapaian target produktivitas pangan. Untuk itu, perlu adanya upaya produksi pangan yang berkelanjutan. Praktik yang berwawasan lingkungan adalah solusi yang paling tepat untuk mengendalikan populasi hama, seperti penggunaan agen pengendalian hayati dan pestisida tanaman untuk pengendalian preventif. Pemantauan berkala oleh ahli pengendalian hama juga penting sebagai peringatan dini dan rekomendasi pengendalian sebelum populasi hama meningkat,” tambah Lilik.
Segala upaya percepatan penanaman di Provinsi Lampung dan provinsi lain di Indonesia diharapkan dapat mendukung upaya pengamanan produksi pangan nasional. Hal ini sejalan dengan harapan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo agar semua sektor pertanian bersinergi untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan pangan nasional 272 juta penduduk Indonesia.
Baca Juga : Pemkab Sukoharjo Bentuk Lumbung Pangan Masyarakat